PERKEMBANGAN PEMIKIRAN KONSEP PENDIDIKAN DIRI DALAM PERSPEKTIF TASAWUF MUHAMMAD IQBAL
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan: Latarbelakang Iqbal mengemukakan pemikiran tentang pendidikan diri; 2) Dasar-dasar filosofis pendidikan diri menurut Muhammad Iqbal; 3) Fase-fase pendidikan diri menurut Muhammad Iqbal; 4) Peran intelek dan cinta bagi proses pendidikan diri. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian sejarah dengan tahapan heuristic kritik dan interpretasi. Manusia merupakan makhluk yang mempunyai "identitas", yakni identitas sebagai "keakuan" dan identitas sebagai "kedirian". Oleh karena itu, ketika manusia dididik hanya aspek "keakuan"-nya saja, maka nilai-nilai subyektivitas [baca: ego] yang akan berkembang, tetapi ketika dididik pada aspek "kedirian"-nya, maka "substansi kepribadian"-lah yang tumbuh subur. Muhammad Iqbal memandang kepribadian mampu mengarahkan diri pada kehendak dan intelek kreatif. Dengan intelek kreatifnya manusia mampu menginternalisasikan dan membuat pengalaman-pengalaman organismenya penuh arti ditengah-tengah makhluk lainnya. Pada konteks inilah penulis tertarik meneliti tentang "Pendidikan Diri dalam Perspektif Tasawuf Muhammad Iqbal". Iqbal, selain dikenal sebagai sufi, filosof, penyair, negarawan, politikus, ahli hukum, is juga merupakan seorang ahli pendidikan. Iqbal mengangap bahwa pendidikan modern telah melalaikan mental, moral dan perkembangan spiritual bagi generasi-generasi muda. Begitu pentingnya kesatuan intelek dan cinta bagi Iqbal untuk mewujudkan dunia baru yang lebih baik. Namun demikian, bukan berarti solusi untuk permasalahan pendidikan telah selesai. Iqbal memiliki pandangan yang luas mengenai pendidikan ini. Memang, gagasan mengenai intelek dan cinta merupakan hal penting untuk pembenahan pendidikan. Namun Iqbal juga memiliki gagasan lain yang revolusioner yang terkait erat dengan permasalahan tersebut