Pencampuran tradisi Upacara Selametan di Keraton Yogyakarta
Abstract
Dalam penelitian ini akan fokus pada terjadinya percampuran antara tradisi dan religi di keraton Yogyakarta. Termasuk didalamnya membahas nama-nama lukisan-lukisan dalam bangunan dan upacara-upacara yang mengandung adanya percampuran tradisi islam dan tradisi setempat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif. Data diambil dengan menggunakan teknik observasi yang dating langsung ke keratin jogyakarta serat membuat dokumen tengan adanya percampuran tradisi dan upacara-upacara dan aktifitasnya di keratin Yogyakarta. Pendekatan yang lainya dengan wawancara dengan pendekatan mewawancarai para petugas keratin atau keluarga keratin tentang nama-nama gedung lukisan dan nama beberapa upacara atau ritual. Ketiga dengan menggunakan studi pustaka yakni dengan mengkaji beberapa sumber rujukan tentan g lukisan, upacara, dan benda-benda bersejarah menggambarkan bahwa keratin jogyakarta masih berpegang teguh pada tradisi budaya. Aspek filosofis dalam penamaan bangunan lukisan dan upacara di kraton yogya sangat kental, sehingga setiap pengambilan nama gedung, raungan, bangsal di keratin mengandung fungsi makna atau filosofi berbeda-beda. Dalam tradisi keratin tersebut nilai –nilai islam menyatu dengan dengan tradisi local sehingga terjadi adanya percampulan tradisi, budaya antara tradisi jawa, Hindu, Budha, dan islam dalam nama upacara dan tradisi di keratin tersebut. Termasuk berdasarkan hasil observasi jumlah pohon beringin saja melambangkan usia rasul, serta pohon gayam pun berjumlah enam pohon melambangkan rukun iman. Lukisan dan ukiran ditiang-tiang bangsal keratin terdapat perpaduan antara budaya Hindu Budha dan Islam. Tempat upacara ritual Gerebeg dilaksanakan di beberapa bangsal atau bangunan untuk menyambut hari –hari besar islam.