TRADISI ZIARAH SABTUAN DI KOMPLEK PEMAKAMAN SYEKH QURO

Abstract

ABSTRAKJaelani Husni: Tradisi Ziarah Sabtuan di Komplek Pemakaman Syekh Quro.Tradisi ziarah sabtuan merupakan akumulasi dari jejak peninggalan sosok penyebar agama Islam di Karawang, yakni Syekh Quro. Sejak ditemukannya makam Syekh Quro oleh Raden Soemaredja tahun 1859, maka sejak saat itulah tradisi ziarah menjadi rutinitas yang berkembang secara berkala, berkesinambungan dan semakin ramai oleh karena dilakukan secara berjamaah. Adapun tradisi sabtuan baru dikenal pada tahun 1992 oleh adanya keinginan untuk melembagakan tradisi agar dapat membuat ramai, nyaman dan aman bagi para jamaah yang akan melaksanakan ziarah.Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tradisi ziarah sabtuan, bagaimana tahapan – tahapan ziarah sabtuan dan dampak apa yang dirasakan setelah dilaksanakannya tradisi ziarah sabtuan.Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yang meliputi tahap heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Melalui pendekatan ilmu bantu antropologis sebagai pisau analisis untuk membedah fenomena sejarah diatas, sangatlah berguna dan membantu dalam memahami objek penelitian sejarah bersangkutan.Tradisi adalah anasir budaya tentang pola tingkah laku umat manusia yang diwariskan dari generasi ke generasi dalam melingkupi lingkungannya tertentu. Tradisi juga merupakan bagian dari realigi sebagai bagian dari unsur kebudayaan. Adapun kebudayaan merupakan hasil karya, karsa cipta manusia yang dimulai dari ide, tindakan yang mewujud dalam kehidupan sehari-hari.Sebagai bagian dari unsur kebudayaan yang berbentuk religi, praktek tradisi ziarah sabtuan tidak bisa lepas dari adanya suatu getaran jiwa, yang biasanya disebut emosi keagamaan, atau religious emotion. Emosi keagamaan ini biasanya pernah dialami oleh setiap manusia, walaupun getaran emosi itu mungkin hanya berlangsung untuk beberapa detik saja, untuk kemudian menghilang lagi. Diluar dari dalam rangka ibadah, emosi keagamaan itulah yang mendorong orang melakukan tindakan – tindakan yang bersifat religi, tak terkecuali pada tradisi ziarah sabtuan di Komplek Pemakaman Syekh Quro.Oleh karena itu, lahirnya tradisi ziarah sabtuan adalah berawal dari gagasan, tindakan dan diimplementasikan dalam bentuk doa’ – do’a yang diturunkan dari generasi ke generasi hingga dewasa kini. Adapun kurun 1992 – 2012 merupakan tahun lahirnya tradisi haulan dan sabtuan sekaligus kemajuan secara kualitas dan kuantitas karena semua tradisi keagamaan itu telah dilembagakan dan diformal-institusionalisasikan semata-mata atas dasar tasyakur bi nikmat dan fastabikul khoirot.Kata Kunci : Tradisi; Ziarah; Sabtuan; Syekh Quro.