DAKWAH ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN SULTAN BUTON KE XXIX

Abstract

  Islam sebagai sebuah ajaran ilahiyah yang berisi tata nilai kehidupan hanya akan mciijadi sebuah konsep yang melangit jika tidak teraplikasikan dalam kehidupan nyata. Mnsyarakat akan tenggelam dalam kesesatan dan tetap dalam kegelapan jika tidak disinari olch cahaya keislaman. Manusia akan hidup dalam kebingungan dan kebimbangan jikalau hldup tanpa pegangan yang kokoh dengan ajaran Tuhan. Dakwah merupakan ikhtiar untuk menyebarkan ajaran Islam di tcngah nmsyarakat mutlak diperlukan. Dakwah sebagai ekspresi rasa iman dan tanggung jawab kepada Allah swt., perwujudannya bukan sekedar dalam bentuk kegiatau pembinaan peningkatan penghayatan ajar an (stabilitatif) atau memperbaiki penghayatan ajaran (reparatitf, melainkan juga menuju kepada dataran yang lebih luas. Pengungkapan biografi seorang sultan Buton ke XXIX tampaknya sangat penting dilakukan, sebab ada relevansinya dengan upaya untuk mengaplikasikan salah satu ajaran yang ditekankan dalam Islam, yaitu ajaran tentang keteladanan. La Ode Muhammad Aydrus Qaim ad-Din adalah sultan dan ulama yang memiliki komitmen dan integritas pribadi yang kuat untuk menyiarkan Islam sebagai landasan motivasi perjuangannya. La Ode Muhammad Aydrus Qaim ad-Din, selain sebagai seorang negarawan sejati, ia juga termasuk ulama dan pemikir dalam menegakkan aqidah Islam yang konsisten. Sebagai sultan dan ulama, La Ode Muhammad Aydrus Qaim ad-Din, selain menulis karya ilmiah yang berisikan gagasan dan pemikiran tentang pembanian dan kemajuan Islam, ia juga sebagai praktisi dan pelaku dakwah yang berhasil. Langkah dan strategis yang dilakukan oleh sultan Muhammad Aydrus adalah strategi sentimental, strategi rasional dan strategi inderawi.