POLA PENGASUHAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN DALAM MENGANTISIPASI RADIKALISME : Studi Pada Pesantren Ummul Mukminin dam Pondok Madinah
Abstract
Pesantren pada awal berdirinya merupakan lembaga pendidikan yang telah berjasa bagi pengembangan agama, bangsa, dan negara. Namun, karena dinamika pesantren mengalami siklus naik turun seiring dengan perubahan lokal, nasional, dan global, pesantren pun kini diperhadapkan pada tuduhan-tuduhan miring disebabkan oleh perilaku-perilaku kekerasan oknum atau kelompok tertentu dalam memperjuangkan ideologinya. Pola pengasuhan Pondok Pesantren Ummul Mukminin dan Pesantren Pondok Madinah menerapkan pola pengasuhan yang bersifat demokratis dari aspek pengajaran, otoriter dari aspek pengganjaran dan persuasif dari aspek pembujukan. Gejala radikalisme di pondok pesantren Ummul Mukminin belum ditemukan, karena masih efektifnya pola pengasuhan yang diterapkan masih efektif dan berjalan dengan baik, sehingga keduanya masih steril dari segala radikalisme agama. langkah pengasuhan yang paling efektif bagi kedua pesantren dalam mengantisipasi radikalisme agama dilakukan dengan mengajari tauhid dan akhlak disertai pengawasan yang ketat kepada para santri. Di samping itu menyibukkan santri dengan berbagai macam kegiatan baik kegiatan intra maupun ekstra kurikuler.ABSTRACTIn the early establishment, pesantren is an educational institution which has played a pivotal role in the development of religion, nation, and country. However, due to up and down dynamics of pesantren and in line with local, national, and global change, pesantren is now dealing with skewed accusations because of violent acts by certain groups in struggling their ideology. The pattern of nurture of Ummul Mukminin and Pesantren Pondok Madinah is applying the democratic way in teaching, the authoritarian in punishment system, and the persuasive method in persuasion. The research findings show us that the phenomenon of radicalism in Ummul Mukminin has not been found, since the form of nurture implemented is still effective and running properly. Therefore, both Islamic boarding schools are still sterile from religious radicalism. The most effective efforts of education for both Islamic boarding schools in the anticipation of the religious radicalism are to teach monotheism (tauhid) and morality (akhlak) with tight control for students and also to provide the various activities both intra and extra curriculum.