MANAJEMEN DAKWAH MA‘HAD AL-SUNNAH KABUPATEN SIDRAP

Abstract

Tulisan ini mengungkap dan mengelaborasi secara deskriptif manajemen dakwah Ma‘had al-sunnah Kabupaten Sidrap. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian sosial yang menggunakan format deskriptif kualitatif. penelitian ini bertempat Ma‘had al-sunnah Sidrap yang berlokasi di Jl Andi Pannyiwi, Dusun II Labempa, Desa Kanie Kecamatan Maritenggngae Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap). Pendekatan yang digunakan dalah pendekatan manajemen dakwah dan pendekatan ilmu komunikasi. Sumber data primer ialah data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara, dokumen (buku-buku yang telah ditulis oleh tokoh salafiyyah) dan para informan kunci yaitu para jama>’ah salafiyyah yang akan memberikan informasi tentang gerakan dakwahnya. Sedangkan informan luar jama>’ah salafiyyah adalah masyarakat dan aparat pemerintah. pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen penelitian observasi dan juga wawancara dengan daftar pertanyaan yang telah disediakan sebelumnya, dibutuhkan kamera, alat perekam (recorder) serta alat tulis menulis yang berupa buku catatan juga pulpen, dan bisa juga alat technology seperti smartphone. Data diolah dan dianalisis dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan yang diuji keabsahannya dengan Credibility (validasi internal), Transferability (validasi eksternal), Dependability (reabilitas), dan Confirmability (obyektifitas).Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen dakwah salafiyyah dalam ma’had ini dapat dilihat dari fungsi manajemen yaitu: a. Perencanaan dakwahnya dibagi menjadi perencanaan dakwah perhari, perpekan, perbulan dan pertahun. Karakteristik yang paling menonjol dalam Ma‘had ini seluruh biaya pendidikan gratis  dan sumber pendanaannya mengandalkan sistem saling tolong menolong dan kerjasama diantara mereka dengan menggunakan pola pengajaran tersendiri yaitu talaqqi dan sanad. b. Pengorganisasian dakwahnya bersifat terbuka dan mempersilahkan siapapun untuk ikut andil. Pembagian tugas dilakukan melalui cara musyawarah. c. Pelaksanaan dakwahnya terlaksana dengan baik dan tetap istiqa>mah walaupun dengan sumberdaya seadanya. Mereka melakukan dakwah dengan dasar keikhlasan yang tinggi dan mengharap rida Allah swt. Gerakan dakwah salafiyyah yang dilakukan dikelompokkan dalam tiga bentuk yaitu: 1) Gerakan dakwah salafiyyah kepada non muslim adalah dengan tidak melakukan jihad syar’i (berperang dengan orang kafir) khususnya di Indonesia karena salah satu syaratnya harus bersama waliy al-amr. Adapun kondisi umat Islam yang terzalimi di berbagai negara di bolehkan untuk berjihad syar’i di negara masing-masing sesuai dengan syariat. Mereka melakukan interaksi dan toleransi yang baik dengan non Islam yang ada di Kab. sidrap salah satunya dengan komunitas agama lokal yaitu to lotang. 2) Gerakan dakwah salafiyyah kepada kaum muslimin dengan cara beramar makruf nahi mungkar, hajr al-mubtadi dan tahz|i>r 3) Gerakan dakwah salafiyyah kepada pemerintah adalah wajib taat kepada pemerintah, tidak boleh memberontak, tidak boleh dicela tapi hendaknya dinasehati atau bersabar dan berdoa. Namun mereka sangat menolak demokrasi dan politik. Mereka memandang keterlibatan dalam semua proses politik praktis seperti pemilihan umum sebagai sebuah bidah dan penyimpangan. d. Pengawasan dakwah yang dilakukan dimulai dari penentuan kegiatan serta aktivitas yang harus sesuai dengan dalil dan petunjuk Nabi saw. Ustaz memililki posisi sebagai rujukan utama dalam memberi pencerahan atau solusi atas permasalahan yang terjadi.