WUJUD KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA QAYS DALAM ROMAN “LAYLA MAJNUN” KARYA SYAIKH NIZAMI DAN DATU MUSENG DALAM ROMAN “DATU MUSENG DAN MAIPA DEAPATI” KARYA VERDY R. BASO

Abstract

Tulisan ini membahas tentang wujud konflik batin tokoh utama yang terdapat dalam dua roman, yaitu Qays dalam roman “Layla Majnun” Karya Syaikh Nizami dan Datu Museng dalam roman “Datu Museng dan Maipa Deapati” Karya Verdy R. Baso. Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan. Data yang telah diteliti menggunakan pendekatan psikologi sastra yaitu psikoanalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertentangan antara pilihan tidak sesuai dengan keinginan. Kedua tokoh utama tersebut memiliki keinginan untuk memiliki sang wanita, yaitu Layla untuk Qays dan Maipa Deapati untuk Datu Museng. Namun, terdapat kendala di antara keduanya. Qays yang dengan keadaannya (gila) sehingga orang tua Layla enggan untuk menerima dan merestui hubungan mereka. Selain itu, orang tua Layla juga tersinggung atas mahar yang dibawa oleh orang tua Qays yang menganggap bahwa dengan harta ia dapat dengan mudah mengambil Layla. Begitupula dengan Datu Museng yang ingin memiliki Maipa Deapati. Strata sosiallah yang menjadi penghalang ia untuk dapat menikahi dan memiliki Maipa Deapati. Keterpurukan dalam menghadapi permasalahan. Konflik batin Qays cukup kompleks dengan berbagai permasalahan yang dihadapinya. Sedangkan konflik batin pada diri Datu Museng terletak pada kerinduannya terhadap Maipa Deapati yang mengakibatkan ia tidak fokus dalam mengerjakan pekerjaannya. Harapan tidak sesuai kenyataan. Qays dengan harapan lamarannya diterima oleh ayah Layla melalui bantuan Naufal, ternyata tidak sesuai dengan kenyataan. Berbeda dengan Datu Museng yang menginginkan kehidupan yang bahagia setelah berhasil mendapatkan restu dari orang tua Maipa lalu menikah. Harapan untuk hidup bahagia tersebut harus pupus sebab ia kalah dalam perang menghadapi Tomalompoa. yakni harapan untuk melamar kembali Layla dapat diterima oleh ayahnya tidak sesuai dengan kenyataan.