MELACAK PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) DI JAYAPURA

Abstract

Tulisan ini membahas tentang “bagaimana konstruksi kerukunan umat beragama di Jayapura berdasar peran FKUB dalam memelihara kerukunan?” pertanyaan ini ditleusuri dengan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan yuridis, historis dan sosiologis. Penelitian ini melihat kenyataan bahwa FKUB tidak memberi peran memelihara kerukunan umat beraga karena belum mampu menjalankan tugasnya sesuai dengan amanah PBM No. 9 dan 8 tahun 2006. Pola hubungan umat beragama di Jayapura telah mengalami perubahan dari sikap toleransi bergerak menjadi sikap akseptansi dalam menjalin kerukunan. Sikap toleransi masyarakat yang memahami keberagaman, menghargai dan mengakui eksistensi agama seseorang serta rnembiarkannya melaksanakan ajaran agamanya telah masuk dalam tataran akseptansi yang saling menerima keberagaman dan bckcrjasama untuk mengatasi problem-problem kemanusiaan dan menciptakan kemaslahatan uinum di masa depan.ABSTRACTThis paper outlines how the construction of religious harmony in Jayapura based on the role of FKUB is in keeping harmony?. This question is explored with qualitative descriptive analysis by the use of juridical, historical, and sociological approaches. The research looked at the fact that FKUB have not played the pivotal role to maintain religious harmony since they are not able to carry out their duties in accordance with the mandate of PBM No. 9 and 8 in 2006. The pattern of religious relations in Jayapura has undergone a change of attitude from the tolerance attitude to the acceptance in keeping harmony. Jayapura people's attitude which understand the tolerance of diversity, respect as well as recognize the existence of one's religion and also let him/her to implement his/her religious teachings has entered the level of acceptance of diversity, of working together in recovering human's problems and of creation of general aims in the future.