BUDAYA KEKERASAN DALAM GERAKAN ISLAM : Studi tentang Penegakan Doktrin Amar Makruf Nahi Mungkar pada Ormas Front Pembela Islam (FPI) Kota Makassar

Abstract

Studi ini dilakukan dalam rangka menjawab sejumlah permasalahan yang berkaitan dengan sepak terjang Front Pembela Islam (FPI). Kajian ini difokuskan pada pemahaman kelompok ini tentang Amar Makruf Nahi Mungkar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif (descriptive research), Penelitian deskriptif memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang gejala-gejala sosial tertentu atau aspek kehidupan tertentu pada masyarakat yang diteliti. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar adalah istilah yang diperkenalkan dari al Qur’an untuk menjelaskan kewajiban seorang muslim melakukan perbuatan baik dan sekaligus mencegah untuk melakukan perbuatan yang jahat. Front Pembela Islam (FPI) merupakan ormas Islam yang dikenal cukup luas di masyarakat. Hal ini disebabkan oleh tindakan-tindakannya yang mengesankan kekerasan seperti dalam memberantas kemaksiatan atau merasia tempat-tempat hiburan. FPI didirikan sebagai respon terhadap kondisi sosial-politik Indonesia, yang tidak berpihak kepada kepentingan umat Islam. Diterapkannya syariat Islam di Indonesia, baik secara substansial maupun formalistis, merupakan visi yang ingin dicapai FPI. Dari berbagai alternatif cara untuk mewujudkan visi tersebut, maka strategi yang dipilih FPI adalah melalui penegakan amar ma’ruf nahi munkar, yaitu upaya-upaya sistematis untuk mengajak umat Islam agar menjalankan perintah agamanya secara komprehensif, dan mencegah umat Islam agar tidak terjerumus pada kegiatan-kegiatan yang merusak moral dan akidah Islamnya. Tuntutan FPI untuk memberlakukan syariat Islam mendapat tantangan dari berbagai kalangan. Rizieq menga-takan bahwa penentang syariat Islam terbagi dua. Pertama, mereka yang memang fobi terhadap Islam. Dan kedua, mereka yang menolak karena ketidaktahuannya. Dalam rangka menghindari citra negatif terhadap organisasi Front Pembela Islam (FPI) sebagai gerakan atau kelompok radikal perlu memsosialisasikan faham jihad yang benar dan sesuai dengan ajaran Islam serta melakukan pembacaan terus-menerus terhadap sirah Nabi saw.ABSTRACTThis study aims at answering a series of problems related to the Islamic defenders front (FPI) actions. This paper focuses on group’s understanding of amar makruf nahi mungkar . This is a descriptive research that has goal to giving the deep picture of the particular social phenomenon or the certain aspects of life in the communities studied.  The Amar makruf nahi mungkar is a term that is introduced by al-Qur’an which means the explanation of Muslim’s obligation to conduct good deeds as well as to avoid for doing misconducts. The Islamic defenders front (FPI) is a Muslim community organization which is widely known in Indonesian society. This is due to their impressive acts of violence in combating immorality and sweeping entertainment venues. The establishment of FPI is as a response toward social and political circumstances in Indonesia, which not in line with Muslim’s interests. The implementation of syari’ah in Indonesia, either substantially or even formalistically, is the main goal FPI wants to gain. From various ways in applying the objectives, FPI tends to advocating the amar makruf nahi mungkar way, that is, systematic efforts on asking Muslim in order to obey the religious commends comprehensively, and to prevent Muslim from falling into activities damaging moral and Islamic belief. FPI demands to impose syari’ah has been challenged from many elements in society. Rizieq argues that the challengers of syari’ah may be divided into two typologies. The first is people who is phobia with Islam and secondly, those who reject due to their ignorance of syari’ah. To avoid the negative image, FPI as a radical movement should promote the notion of jihad correctly and in accordance with Islamic thoughts as well as doing the continuous reading of the prophet’s history.