PENGENDALIAN PERSEDIAAN DI C-MAXI ALLOYCAST

Abstract

Manajemen persediaan merupakan masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Untuk mendukung kelancaran produksi yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kelancaran pemenuhan permintaan konsumen maka manajemen harus selalu berusaha menjamin ketersediaan bahan. Manajemen persediaan mengharuskan adanya pengelolaan persediaan untuk merencanakan dan mengendalikan persediaan pada tingkat yang optimum, menentukan kualitas persediaan yang wajar untuk memenuhi kebutuhan pengolahan/produksi atas suatu dasar yang terjadwal dan sesuai dengan order pelanggan. Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan mengenai jumlah persediaan (inventory) pada perusahaan ED Alumunium diperoleh kesimpulan sebagai berikut, untuk bahan baku Ingot, jika melihat dari perbandingan metode Economic Order Quantity (EOQ) dan Re Order Point (ROP) diperoleh hasil bahwa jumlah persediaan bahan baku pada bahan ingot dengan metode ROP memiliki jumlah pemesanan lebih kecil yaitu sebesar 2.784 kg. Sedangkan untuk bahan baku scrap, diperoleh hasil bahwa jumlah persediaan dengan metode ROP juga memiliki jmlah pemesanan lebih kecil yaitu sebesar 310 kg. Sehingga untuk persediaan rata-rata, pada bahan baku scrap memiliki jumlah persediaan rata-rata lebih banyak yaitu sebesar 2802,5 kg. Biaya pemesanan pada bahan baku ingot memiliki nilai yang lebih besar yaitu dapat menghasilkan bahan baku dengan biaya rata-rata sebesar Rp 11.214.871,30 di dalam ruang penyimpanan. Jumlah stok atau persediaan di perusahaan ED Alumunium, untuk bahan baku ingot menghabiskan total biaya untuk persediaan adalah sebesar Rp 22.430.901,12, sedangkan untuk bahan baku scrap sebesar Rp 1.064.260,75.