Sejarah Sosial Keagamaan di Nagari Mungka

Abstract

Daerah Mungka merupakan daerah yang berpengaruh dalam pengembangan Islam di Minangkabau khususnya Kabupaten Lima Puluh Kota. Karena di sini telah lahir seorang tokoh agama yang sangat berpengaruh dalam pengembangan agama Islam yaitu, Syekh Muhammad Sa’ad Al-Khalidi (yang  lebih dikenal dengan sebutan  Syekh Mungka). Syekh Mungka juga dikenal dalam khazanah intelektual Muslim Nusantara (khususnya khazanah intelektual Muslim Minangkabau) sebagai mahaguru terbesar tariqat Naqsyabandiah-Khalidiyah. (Sanusi Latif,, Disetasi,  1986: 369). Pada awal tahun 1970 pemerintah mulai mencanangkan sebuah program yang dinamakan dengan program RKI (Rencana Kesejahteraan Istimewa). Program RKI dimunculkan untuk membangun taman-taman ternak yang berfungsi untuk penyuluhan tentang usaha peternak komersial, termaksud di dalamnya usaha peternak ayam ras (ayam petelur). Kegiatan ini dilakukan di setiap ibu kota Provinsi dengan biaya pemerintah pusat. (Bambang Suharno, 2003: 16) Melalui program RKI, rakyat mulai mengenal adanya peternakan ayam petelur.  Dengan meningkatnya ekonomi masyarakat, telah membawa perubahan pola dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat cenderung kepada pola kehidupan kota yaitu, lebih individu dan hanya mementingkan diri sendiri tanpa mempedulikan orang lain, dan bahkan yang paling mencolok adalah masyarakat memegang prinsip biar kehidupannya bahagia, biarlah orang lain yang menderita.   Mungka area is an influential area in the development of islam in minangkabau especially lima puluh kota distric. Because here has been born a religius leader who is very influential in the development of the islamic religion that is Syekh Muhammad Sa’ad Al-Khalidi ( better known as Sheikh Mungka). Sheikh mungka may also be known in the intellectual teasures of muslim archipelago ( especially the intelectual treasures of muslim minangkabau) as a great tarekat Naqsyabandiah-Khalidiyah teacher. (Sanusi Latif,, Disertation,  1986: 369). In the early 1970s the government began to launch a program called the RKI program (Rencana Kesejahteraan Istimewa). The RKI program was raised to build a livestock garden park that serves to cousel abaut the business of commercial farmers, including the business of chicken farmers (laying hens). This activity is carried out in each provincial capital at the cost of the central government. (Bambang Suharno, 2003: 16) through the RKI program, people began to recognize laying chicken farming.  With the increasing economy of society, has brought a change of pattern in everyday life. Society tends to the pattern of city life that is more individual and only selfish without caring to others, and even the most striking is the society holding the principle to make life happy, let others suffer.