Perkembangan Paradigma Epistemologi Dalam Filsafat Islam

Abstract

Paradigma epistemologi pemikiran Islam menurut laporan sejarah mengalami perkembangan dari zaman ke zaman, yang berbeda prinsip antara aliran yang satu dengan yang lain. Tulisan ini bertujuan untuk menguak letak perbedaan antara aliran-aliran tersebut. Metode kepustakaan filsafat dilakukan dengan analisa data induktif untuk merumuskan konstruksi teoritik.  Temuan penelitian ini adalah, bahwa para filosof Muslim Paripatetik mengedepankan akal atau rasio sebagai alat yang paling dominan untuk memperoleh pengetahuan yang benar dengan menggunakan metode demonstratif (burha>ni>). Sementara filosof iluminasi, kaum ‘irfa>ni> , dan kaum sufi berprinsip bahwa pengetahuan hakiki hanya dapat diperoleh melalui intuisi-mistik, setelah melalui proses penyucian hati (qalb) dengan berbagai bentuk latihan (riya>d}ah). Sementara epistemologi Mulla Sadra menggunakan tipe “hikmah”, yaitu pemaduan antara visi rasional dengan visi mistik, yang kemudian diselaraskan dengan syari’at. Epistemolog kontemporer, Abed al-Jabiri memilih epistemologi burha>ni> yang meyakini bahwa sumber pengetahuan adalah rasio, bukan teks atau intuisi.