KEPEMIMPINAN SUFISTIK: SPIRITUAL LEADERSHIP JALAN SUFI UNTUK PENDIDIKAN ISLAM
Abstract
Isu utama dalam tulisan ini adalah untuk menggambarkan kepemimpinan rohani dengan cara sufisme. Sufisme adalah salah satu kearifan Islam yang dilahirkan di era sufisme. Ahli dalam kecerdasan spiritual emosional (ESQ) berpendapat bahwa spiritualitas memiliki kekuatan yang luar biasa yang memungkinkan manusia untuk memecahkan masalah. Para ahli dalam etika religius seperti Weber dan negara Izutsu berkata bahwa etika religius adalah dasar pembentukan moralitas dan perilaku. Perilaku orang yang cenderung asketisme atau mistisisme tergantung pada nilai-nilai etika yang menjadi dasar bagi moralitas. Efektivitas perilaku manusia yang menghasilkan prestasi, tergantung pada spiritualitas dan etika agama yang dianut dan dipercayainya. Dalam artikel ini, keterkaitan antara spiritualitas, etika agama dan asketisme dalam manusia akan membuat kepemimpinan spiritual. Kesimpulan dari artikel ini adalah: pertama, kekuatan dominan dalam pengembangan pendidikan Islam tergantung pada kekuatan budaya. Kekuatan budaya tergantung pada kepemimpinan dan kekuatan kepemimpinan tergantung pada komitmen dari para pemimpin dalam etika religius yang berasal dari perilaku etis dari Allah kepada manusia. Mereka adalah pemimpin spiritual yang dapat menyajikan Allah di dalam hati mereka dan karena itu, jiwa mereka menjadi tenang (nafs al-mut} mainnah), hati mereka menjadi bersih dan damai (qalb al-muni> b, qalb al-Sali>m), mereka pikiran menjadi sehat dan terang ('aql al-Sali> m) dan tubuh mereka menjadi sehat (Jism al-Sali>m). Yang dimaksud dengan pemimpin spiritual adalah pemimpin yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. Karena mereka memiliki hubungan yang erat dengan semangat duniawi, super alam dan Ilahi, mereka dapat mengelola emosi dan hati mereka menjadi tenang dan damai, Allah Sport terbuka, hati nurani dan spiritualitas bekerja sepenuhnya; pikiran terang dan bekerja logika normal dan IQ, EQ dan SQ yang terintegrasi untuk menghasilkan kecerdasan tertinggi.