KONSEP PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF MUHAMMAD ‘ATHIYAH AL-ABRASHI
Abstract
Muhammad ‘Athiyah Al-Abrashi adalah seorang tokoh pendidikan yang hidup pada masa pemerintahan Gamal Abd. al-Nasser yang memerintah Mesir pada tahun 1954-1970 M. Menurutnya, pendidikan Islam memang mengutamakan pendidikan akhlak yang merupakan ruhnya, tetapi tidak mengabaikan masalah mempersiapkan seseorang untuk hidup, mencari rizki dan tidak pula melupakan pendidikan jasmani, akal, hati, kemauan, cita-cita, ketrampilan tangan, lidah dan kepribadian. Ia berpendapat bahwa konsep pendidikan Islam adalah suatu proses edukatif yang mengarah kepada pembentukan akhlak atau kepribadian yang berazaskan lima hal, yaitu; a) Pendidikan Akhlak merupakan ruh pendidikan Islam, b) memperhatikan kepentingan agama dan dunia secara seimbang, c) mengutamakan segi kemanfaatan, d) mendidik anak didik menuntut ilmu semata-mata untuk ilmu dan e) mementingkan pendidikan kejuruan guna mempersiapkan anak didik mencari rizki. Mengenai pendidik atau guru adalah sebagai spiritual father atau bapak rohani dari seorang anak didik yang mempunyai kedudukan yang tinggi dengan beberapa kriteria tertentu termasuk didalamnya sifat-sifat para pendidik yang sangat berpengaruh besar terhadap anak didik. Selanjutnya, seorang anak didik berkewajiban untuk menata hati sebelum dan disaat mencari ilmu, hormat dan tawaddu’ terhadap guru, berdaya dan berupaya dengan sungguh-sungguh dalam mencari ilmu serta memiliki pergaulan yang baik di lingkungan sekitarnya. Mengenai lingkungan pendidikan yang tak bisa dipisahkan dengan anak didik adalah, lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat yang tiap satu dengan lainnya berkaitan erat dalam membentuk murid yang mumpuni. Dan yang terpenting adalah negara bertanggung jawab penuh dalam mewujudkan lingkungan yang kondusif. Adapun metode yang ditawarkan oleh Muhammad ‘Athiyah Al-Abrashi dalam mengajarkan akhlak dan moral pada anak didik ada tiga macam yaitu secara langsung, tidak langsung dan mengambil manfaat dari kecenderungan dan pembawaan anak yang pada intinya adalah menekankan perilaku kebiasaan anak didik pada hal yang positif.