Kabut di Ujung Pelangi: Identitas dan Potensi Konflik Keagamaan di Sitiarjo Malang

Abstract

Abstract Sitiarjo is known as one of Indonesian miniatures because of the harmonious life in religious differences. This village was born as Christian Village in which ever got status as Christian Village, and in its history diversity appeared along with the arrival of Muslims. Even though Harmony is still kept and always fought, the potential conflicts still exist. By the background, the study focuses on two problems: (1) how do religious people perceive its diversity’s identity toward other people? (2) How is the influence of strengthening the religious identity as themselves in front of other people toward potential conflicts which exist? This is a qualitative study with a phenomenological approach. The data are collected through observation, interview deeply and search related documents. This study can be concluded that Sitiarjo People are not single to respond the religious identity. The common people perceive its religious instrumentality however the elite people perceive its religion primordially. Keywords: Sitiarjo, Identity, Conflict Abstrak Sitiarjo dikenal sebagai salah satu miniature Indonesia karena kehidupannya yang harmonis dalam perbedaan agama. Desa ini lahir sebagai desa Kristen, pernah menyandang status sebagai desa Kristen, dan pada perjalanan sejarahnya keberagaman muncul seiring dengan kedatangan umat muslim. Meskipun harmoni tetap terjaga dan selalu diperjuangkan, namun potensi konflik tetap ada. Dengan latarbelakang tersebut, studi ini menfokuskan pada dua masalah: (1) bagaimana umat beragama mempersepsikan identitas keberagamaannya di hadapan umat yang lain? (2) bagaimana pengaruh penguatan identitas beragama sebagai diri di hadapan liyan terhadap potensi konflik yang ada? Studi ini bersifat kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Data diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam dan penelusuran dokumen-dokumen terkait. Studi sampai pada kesimpulan bahwa masyarakat Sitiarjo tidak tunggal dalam menyikapi identitas keberagamaannya. Kalangan awam mempersepsikan keberagamaannya secara instrumentalis, sedangkan kalangan elit mempersepsikan keberagamaannya secara primordialistik. Kata Kunci: Sitiarjo, Identitas, Konflik