Islamic Values of Social Relation in Besaprah Tradition of Sambas Society: The Case of Post-Conflict Malay-Madura in 1999-2017

Abstract

This paper discusses the effects of inter-ethnic conflict in 1999 on the social life in Sambas. Therefore, any effort dealing with post-conflict situation is needed, through the concept of Islamic character education to modify the Besaprah local wisdom in Malay-Sambas society. This study used a qualitative method with an ethnographic approach which tries to interpret the phenomena in Sambas society since the post-conflict of Malay-Madura in 1999. The research findings show that the inter-ethnic conflict in Sambas, West Kalimantan, occurring in 1999 led to some problems, i.e. moral and social problem, as well as the crisis of local wisdom values. Accordingly, empowering local wisdom values in Besaprah tradition has a contribution to Islamic education concept as it gives an alternative solution to cope with negative effects of the inter-ethnic conflict. Artikel ini membahas dampak konflik antar etnis pada tahun 1999 terhadap kehidupan sosial di Sambas. Karena itu, setiap upaya untuk menghadapi situasi pasca konflik sangat dibutuhkan, yaitu melalui konsep pendidikan karakter Islami sebagai modifikasi kearifan lokal Besaprah dalam masyarakat Melayu-Sambas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi yang menafsirkan fenomena masyarakat Sambas pasca konflik Melayu-Madura pada tahun 1999. Temuan penelitian menunjukkan bahwa konflik antar etnis di Sambas, Kalimantan Barat, yang terjadi pada tahun 1999 menyebabkan beberapa masalah, yaitu masalah moral dan sosial, serta krisis nilai-nilai kearifan lokal. Dengan demikian, memberdayakan nilai-nilai kearifan lokal dalam tradisi Besaprah memiliki kontribusi terhadap konsep pendidikan Islam sebagai solusi alternatif untuk mengatasi dampak negatif dari konflik antaretnis.