AKAR EPISTEMIK HEGEMONI POLITIK BARAT TERHADAP NASIONALISME DI TIMUR TENGAH

Abstract

Nationalism in the Middle East until now have not been able to create an atmosphere of peace in the life of the nation. This spawned the thesis that the nationalism that developed there really is not free from the influence of Western Europe to split the power of Islamic world power. This paper is directed to probe the roots of Western European political epistemic hegemony on nationalism in the Middle East by applying the method of literature study. Hegemony of colonialism in Middle East supported the rise of nationalism. Nationalism made Islam no longer used as the basis of unity of nations in the Middle East as is in the caliphate system. Nationalism is an imported product that is inseparable to modernization with the effect of disrupting the unity of the Islamic world, especially in countries of the Middle East.   *** Nasionalisme di Timur Tengah hingga saat ini belum mampu menimbulkan suasana damai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini melahirkan thesis bahwa Nasionalisme yang berkembang di sana sebenarnya tidak lepas dari pengaruh atau bahkan sketsa Eropa Barat untuk memecahbelah kekuatan dunia Islam. Tulisan ini diarahkan untuk menelisik akar epistemik hegemoni politik Eropa Barat atas Nasionalisme di Timur Tengah dengan menggunakan metode studi literatur. Kolonialisme yang menghegemoni Timur Tengah mendorong lahir­nya Nasionalisme. Nasionalisme membuat Islam tidak digunakan lagi sebagai dasar persatuan bangsa-bangsa di Timur Tengah sebagai mana pada sistem khilafah. Nasionalisme merupakan produk impor yang tidak dapat dipisahkan dengan modernisasi, yang mengakibatkan kekacauan bagi persatuan di dunia Islam khususnya di negara-negara Timur Tengah.