GERAKAN SYI’AH MEMPERTAHANKAN EKSISTENSINYA DALAM KONSTELASI POLITIK KEAGAMAAN DI INDONESIA
Abstract
Dinamika Gerakan Syi’ah Mempertahankan Eksistensinya Dalam Konstelasi Politik Keagamaan di Indonesia” adalah penelitian untuk disertasi, bertujuan untuk mengemukakan (1). Faktor yang mempengaruhi eksistensi Syi’ah di Indonesia dan bentuk eksistensi Syi’ah, (2).Unsur gerakan Syi’ah mempertahankan Eksistensinya (3). Dinamika konflik dan integrasi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pengamatan dan penelusuran dokumen Syi’ah di Indonesia. Temuan penelitian ini didasarkan pada analisis data untuk menjawab problem penelitian yaitu (1). Gerakan Syi’ah mempertahankan eksistensinya dalam konstelasi politik keagamaan di Indonesia memperjuangkan pembentukan masyarakat Syi’ah dan negara Islam Syi’ah dengan model gerakan intelektual, gerakan spiritual dan gerakan ideologis. Syi’ah eksis dalam konstelasi politik keagamaan di Indonesia, karena Syi’ah mampu mengkonstruksikan dirinya untuk bertahan dengan memperbesar kontribusi dalam membangun sumber daya manusia Indonesia yang cukup signifikan dan memperkokoh soliditas internal dan membangun jaringan kerjasama dengan kelompok Islam lainnya. Secara teologis bahwa paham keagamaan Islam Syi’ah tidak seluruhnya berbeda dengan paham keagamaan Islam Sunni. Ada ajaran Syi’ah yang bersentuhan dengan amaliyah Islam Sunni tradisional. Syi’ah membangun jaringan struktural, hidup dalam budaya masyarakat majemuk yang toleran, mampu beradaptasi dengan perbedaan. Dinamika konflik telah mewarnai gerakan Syi’ah, akan tetapi daya integrasinya lebih kuat dari daya konflik. Secara sosiologis, karena pergulatan Syi’ah di Indonesia baik dalam bidang pendidikan, kaderisasi, sosial, agama, budaya maupun politik telah berlangsung lama, semakin terbuka dan berkembang. Akulturasi budaya Syi’ah dengan budaya Islam Indonesia mampu merekatkan hubungan kedua komunitas Islam tersebut, demikian juga pembauran antara orang Syi’ah dengan orang Islam Sunni dalam pergaulan. Kemampuan orang-orang Syi’ah berintegrasi dengan Sunni dengan senantiasa menerapkan akhlak mulia, dengan jalinan pola hubungan yang baik antara tokoh Syi’ah dengan non Syi’ah, menjadikan Syi’ah dapat diterima sebagai komunitas Islam yang tidak berbeda dengan Islam Sunni. Beberapa spek yang eksis adalah kelembagaan, aspek ajaran atau paham keagamaan, keanggotaan dan aktivitas Syi’ah yang berkembang.