METODE TAKHRIJ HADITS DIGITAL DAN APLIKASINYA PADA HADITS SPIONASE

Abstract

Proses penelusuran secara digital terhadap hadits spionase memperoleh hasil bahwa hadits tersebut terdapat dalam mashadir ashliyah sebagai berikut: Shahîh Bukhâri, Shahîh Muslim, Shahîh Ibn Hibban, Sunan Abu Daud, Sunan Tirmidzi, Sunan Nasâ’i, Sunan Baihaqi, Musnad Ahmad bin Hanbal, Musnad Syâfi’i, Musnad Abu Ya’lâ al-Moushili, Musnad Bazzâr, Musnad Humaedi, Mushannaf Ibnu Abi Syaebah, Mu’jam Aushat Thabrani.   Hadits spionase yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib dari segi jumlah rawi masuk kategori hadits ahad karena rata-rata rawi perthobaqohnya adalah satu. Dari segi matan, termasuk hadits marfu’ fi’li karena merupakan hadits perilaku/tindakan. Dari segi sanad, merupakan hadits muttashil karena sanadnya tersambung, yakni rawi murid dan rawi guru pada sanad bertemu (liqa') karena hidup sezaman, setempat, dan pofesional hadits.    Kata kunci: Hadits, sumber primer hukum Islam, takhrij hadits, takhrij digital, spionase.