Optimalisasi Penggunaan Kit IPA Dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui optimalisasi penggunaan kit IPA di SD yang didasarkan atas: (1) kondisi umum sekolah, meliputi keadaan siswa dan guru, (2) kelengkapan kit IPA dan buku petunjuknya, meliputi kondisi saat diterima dan saat ini, (3) jumlah dan penggunaan kit IPA dalam pembelajaran IPA, ( 4) ftekuensi penggunaan kit IPA, (5) pengetahuan guru terhadap tujuan penggunaan kit IPA, (6) pengalaman guru mengikuti penataran, dan (7) pendapat serta pengalaman guru menggunakank it IPA dalam pembelajaran IPA.Sampel penelitian ini adalah 8 SDN inti sewilayah Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Wedung yang mendapatkan bantuan kit IPA. Karena jumlah populasi yang relatif sedikit, maka penentuan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan kategori jenis penelitian survei. Data dikumpulkan melalui tiga teknik yaitu angket, observasi, dan wawancara kepada pejabat pendidikan setempat. Untuk menjamin validitas instrumen, peneliti menggunakan validitas isi sedangkan untuk menguji reliabilitasnya, peneliti menggunakan metode triangulation Data diana/isis menggunakan ana/isis diskriptif.Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penggunaan kit IPA di SD belum sepenuhnya optimal yang dilihat dari: (1) kondisi umum sekolah: a) rasio an tara jumlah siswa dan kit JPA tidak memadai, b) jumlah guru sudah mencukupi namun kualifikasinya secara keseluruhan maupun yang menjadi responden belum memadai; (2) jumlah peralatan kit IPA dalam kondisi lengkap sedangkan buku petunjuknya kurang lengkap: a) kondisi kit IPA saat diterima dalam kondisi yang baik, b) kondisi kit IPA saat ini sebagian dalam kondisi rusak (45,8%); (3) kit IPA digunakan pada sebagian kecil pembelajaran IPA (54,2%), dan penggunaannya untuk kegiatan praktik kelompok masih kurang (91,7%), sedangkan untuk kegiatan demonstrasi sudah mencukupi (8,2%); (4) frekuensi penggunaan kit JPA rata-rata maksimal hanya 12 kali; (5) responden telah memahami tujuan penggunaan kit IPA; (6) hanya sebagian kecil responden yang mengikuti kegiatan penataran; (7) responden mengalami kendala-kendala dalam penggunaan kit JPA diantaranya: paket kit IPA belum mencukupi, kurangnya penataran kit IPA, dan perlu banyak waktu dalam penggunaan kit IPA, sehingga responden memberikan alternatif pemecahan masalah diantaranya: peningkatan program penyetaraan guru, penataran kit IPA, peningkatan kualitas KKG, sharing guru, dan bahan pendamping atau referensi lain (sudah terlaksana), perlu adanya bintek khususnya bagi guru IPA, peningkatan program penataran IPA, peningkatan kualitas KKG, penambahan jumlah kit IPA, dan alokasi waktu disendirikan (belum terlaksana).