MODEL PEMBANGUNAN DAERAH 3T (STUDI KASUS DAERAH PERBATASAN KABUPATEN BENGKAYANG)

Abstract

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dengan mengambil kecamatan Lumar kabupaten Bengkayang, bahwa masih adanya dibeberapa desa serem silimbau belum teralirnya listrik, air bersih dan infrastruktur jalan yang tidak baik. Maka dapat disimpulkan bahwa Permasalahan yang timbul dalam pembangunan daerah-daerah 3T adalah tidak mampunya pemerintah baik daerah dan pusat melihat secara mendalam permasalahan yang di alamiĀ  oleh daerah-daerah 3T yang ada berbatasan dengan beberapa Negara-negara tetangga. Hal itu dapat dilihat dari daerah-daerah yang langsung berbatasan dengan Negara Malaysia seperti Kepulauan Riau dan Provinsi Kalimatan Barat. Pembangunan 2 (dua) daerah sangatlah berbeda, karena banyak faktor.Yaitu Faktor Sosial, Tradisi, Adat istiada dan geografis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan suatu model manajemen yang tepat dalam pembagunan daerah 3T yang mana berbatasan langsung dengan Negara-negara tetangga, dan model ini bisa menjadi masukan bagi pihak-pihak yang terkait baik itu pemerintah daerah dan pusat.Penelitian ini dilakukan melalui survey dengan metode perkembangan (Developmental Research).Teknik pengumpulan data dengan metode purposive sampling, Hasil penelitian bahwa pembanguan daerah 3T di perbatasan kalimantan yang dikhususkan di kecamatan jagoi babang kabupaten Bengkayang, agar perlu dilakukan model pembangunan yang berlandaskan infrastruktur baik umum dan kesehatan, karena hal itu akan mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan pembangunan daerah yang berlandaskan pada kearifan lokal, tradisi, dan budaya daerah tersebut.