EVALUASI KESIAPAN GURU FISIKA SMA DALAM KEGIATAN LABORATORIUM DI KOTA MATARAM
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesiapan guru fisika SMA dalam kegiatan laboratorium. Kesiapan guru fisika SMA dalam kegiatan laboratorium dapat diketahui dari: (1) kompetensi laboratorium guru fisika SMA dalam merancang kegiatan laboratorium; (2) sarana prasarana laboratorium; (3) hambatan-hambatan yang ditemui guru fisika SMA dalam melaksanakan kegiatan laboratorium; dan (4) langkah-langkah guru fisika SMA mengatasi hambatan dalam melaksanakan kegiatan laboratorium, sehingga hasil temuan ini dapat digunakan sebagai masukan bagi: (1) guru fisika SMA untuk meningkatkan kompetensinya dalam kegiatan laboratorium; (2) Kemendikbud, Dinas Dikpora Kota Mataram dan Provinsi NTB untuk meningkatkan kompetensi kegiatan laboratorium guru fisika SMA melalui pelatihan-pelatihan tentang laboratorium; (3) Lembaga Pendidik Tenaga Keguruan (LPTK) diharapkan meningkatkan kualitas lulusan calon guru fisika dalam kegiatan laboratorium. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode pengumulan data berupa dokumentasi, angket, wawancara dan observasi. Populasi penelitian ini adalah guru fisika SMA se-Kota Mataram yang terdiri dari 8 SMA Negeri dan 10 SMA Swasta berjumlah 32 orang. Sampel penelitian adalah 20 orang guru fisika SMA se-Kota Mataram yang terdiri dari 14 guru SMAN, 6 guru SMA Swasta. Ke-20 guru sampel tersebar di 7 SMA Negeri dan 6 SMA Swasta. Berdasarkan informasi dan analisis yang dilakukan kesiapan guru fisika kota mataram dalam kegiatan laboratorium dikategorikan cukup siap, yang dapat dilihat dari: (a) kompetensi guru fisika SMA dalam kegiatanlaboratorium cukup baik, yaitu sebesar 52%, (b) Kondisi sarana prasarana laboratorium fisika kategori cukupbaik, yaitu sebesar 63.1%, (c) Faktor penghambat kegiatan laboratorium berupa gedung/ruangan sebesar56% dalam ketegori cukup banyak, pengelolaan laboratorium sebesar 70% berkategori cukup banyak, dan alat dan bahan kegiatan laboratorium, sebesar 56% berkategori cukup banyak, dan (d) Langkah-langkah dalam mengatasi hambatan kegiatan laboratorium gedung/ruang laboratorium dikategorikan cukup baik,yaitu sebesar 70%, pengelolaan laboratorium berkategori cukup baik, sebesar 57% dan alat dan bahan kegiatanlaboratorium sebesar 58%, dalam ketegori cukup baik. Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah diharapkan agar instansi terkait lebih sering memberikan pelatihan terhadap kegiatan laboarotium untuk meningkatkan kompetensi guru dalam kegiatan laboratorium khususnya kegiatan prosedur percobaan inquiri atau keterampilan proses dan alat evaluasi kegiatan laboratorium.