Islamisasi Penulisan Sejarah: Survey Gagasan Hamka, Syed Naquib Al-Attas, dan Ahmad Mansur Suryanegara
Abstract
Semenjak ada usaha untuk menuliskan sejarah Indonesia setelah Indonesia merdeka sebagai upaya untuk mendefinisikan bentuk “Indonesia” sebagai sebagai sebuah bangsa dan komunitas politik, dari kalangan aktivis dan pemimpin Islam banyak yang mengajukan keberatan. Pada umumnya mereka mengajukan keberatan bahwa Indonesia yang digambarkan terlalu bernuansa Hindu dan memberikan ruang yang sangat sempit bagi sejarah umat Islam. Di antara tokoh yang sangat vokal menyuarakan keberatan ini adalah Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA) dan Ahmad Mansur Suryanegara (AMS). Tulisan ini bertujuan mengungkap bagaimana gagasan keduanya tentang Islamisasi penulisan sejarah Indonesia yang dirasakan keduanya kurang “Islam”. Berdasarkan survey terhadap karya-karya sejarah Indonesia yang ditulis oleh keduanya, maka dapat ditemukan bahwa baik HAMKA yang tidak secara khusus dilatih sebagai sejarawan dan AMS yang merupakan dosen sejarah di Universitas Padjadjaran sama-sama berusaha menawarkan peng-Islam-an penulisan sejarah Indonesia dengan memberikan ruang lebih luas untuk diangkatnya peran umat Islam dalam sejarah Indonesia semenjak kedatangan Islam yang diperkirakan HAMKA sudah ada sejak abad ke-7 M. Hanya saja, keduanya tidak ditemukan merumuskan metodologi yang ajeg dalam melakukannya. Kelihatannya AMS yang dididik dalam metodologi Barat dalam penulisan sejarah tidak terlampau mempermasalahkan perihal metodologi sejarah walaupun datang dari Barat.Kata Kunci: Islamisasi, Islamisasi Penulisan Sejarah, HAMKA, Ahmad Mansur Suryanegara, Peran Islam dalam Sejarah Indonesia..