RADIKALISME AGAMA

Abstract

Radikalisme Agama sebagai sebuah fenomena keberagamaan belakangan ini justru menjadi trend dunia, terutama setelah runtuhnya WTC dan uniknya umat Islam menjadi tertuduh sebagai pelakunya. Akan tetapi secara tidak disadari sikap dan prilaku umat Islam di dunia, termasuk juga di Sumatera Utara, seolah-olah ‘mengamini’ apa yang dituduhkan itu, diawali adanya rasa ‘bangga’ dan ‘senang’ menyaksikan runtuhnya menara kembar di Amerika itu, yang kemudian diikuti dengan kebencian kepada ‘Amerika’ dan dunia Barat lainnya. Kebencian yang bergelora inilah yang kemudian membuat umat Islam tidak dapat secara jernih melihat faktor penyebab munculnya Radikalisme Agama yang sesungguhnya bukan hanya muncul di kalangan umat Islam sebagaimana dituduhkan itu, akan tetapi ada di setiap umat beragama, terutama di kalangan Yahudi dan Kristiani. Terlepas dari fenomena keberagamaan yang muncul dikalangan umat Islam, Yahudi dan Kristiani, ada indikator lain yang pantas dicurigai bahwa Radikalisme Agama muncul dari sebuah ‘teologi destruktif’ yang meyakini bahwa Tuhan akan hadir bila manusia saling berperang. Lalu terjadilah ‘Perang’ atas nama ‘Agama’ dan inilah yang belakangan disebut sebagai Radikalisme Agama di tingkat dunia, dan pengrusakan dan pembakaran rumah ibadah serta tidak mengizinkan pembangunannya di tingkat Sumatera Utara.Kata Kunci: Radikalisme, Teologi, Gerakan