KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM PROSES PERNIKAHAN (Studi Komparasi Adat Aceh Utara dan Adat Aceh Besar)
Abstract
Abstract: This study aims to find out how the similarities and differences of communication between theculture of the people of North Aceh and Aceh Besar in the process of marriage, what are the barriers ofcommunication and communication implications between the culture of Aceh Utara and Aceh Besar. Themethodology used in this research is qualitative with descriptive approach. Data collection techniquesthrough, interviews, observation and documentation. The results of the study found that the customs andculture of Acehnese marriage have similarities and differences, similar to the existing customs in AcehUtara ranging from introductions, family deliberation, marriage, weddings, ngunduh mantu, fresh flour,while the customs in Aceh Besar ranging from introduction , marriage, marriage, weddings, ngunduhmantu, fresh flour. Differences, such as henna, in the customs of North Aceh there is no such tradition,large Aceh still use it. In Aceh there is no customary tradition to bring betel, in Aceh Utara is still very thickwith the custom.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persamaan dan perbedaan komunikasi antar budayamasyarakat Aceh Utara dan Aceh Besar dalam proses pernikahan, apa hambatan-hambatan komunikasiserta implikasi komunikasi antar budaya masyarakat Aceh Utara dan Adat Aceh Besar. Metodologi dalampenelitian ini menggunakan kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui,wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil Penelitian ditemukan bahwa adat dan budaya pernikahanmasyarakat Aceh ada sisi kesamaan dan perbedaan, kesamaanya seperti adat yang ada di Aceh Utaramulai daricah roet (perkenalan),meduk wali (musyawarah keluarga), menikah, preh linto baroe (pestapernikahan), preh dara baroe (ngunduh mantu),peusijuek (teupung tawar), sedangkan adat di AcehBesar mulai daricah roet (perkenalan),jak lakee (meminang),menikah, preh linto baroe (pesta pernikahan),preh dara baroe (ngunduh mantu),peusijuek (tepung tawar). Perbedaannya, sepertiboh gaca (berinai),dalam adat Aceh Utara tidak ada tradisi tersebut, Aceh besar masih menggunakannya.Ba ranub (meminang)di Aceh besar tidak ada adatba ranub, di Aceh Utara masih sangat kental dengan adat tersebut.