KONSEP AL-IMAN DAN AL-ISLAM: ANALISIS TERHADAP PEMIKIRAN AL-‘IZZ IBN ‘ABD AS-SALAM (577-660 H. atau 1181-1262 M)

Abstract

Term imân yang berarti percaya selalu diposisikan berada di dalam hati (qalb) manusia. Berbeda dengan itu, kata islâm selalu diposisikan berada pada aspek lahiriah. Sebab, seseorang baru dapat disebut muslim, jika ia tunduk, pasrah dan patuh kepada perintah Allah. Namun karena imân sukar atau tidak bisa diukur eksistensinya tanpa melihat ekspresi lahiriah dari seorang mu’min, maka terjadi ekspansinya tanpa melihat ekspresi lahiriah dari seorang mu’min, maka terjadi ekspansi makna dari kata ini. Dalam perluasan dalam makna itu, kata imân bersentuhan dengan makna yang termasuk dalam term islâm. Penulis artikel ini mengargumenkan bahwa paradox dalam memahami makna imân dan islâm bisa mengakibatkan kerancuan dalam menilai amal-amal lahir manusia. Untuk itu, dengan menggunakan metode studi tokoh artikel ini coba menawarkan suatu analisis pemikiran Al-‘Izz Ibn ‘Abd al-Salâm dalam memahami konsep imân dan islâm.