CONTEMPORARY DEVELOPMENT OF QUR’ANIC EXEGESIS IN INDONESIA AND IRAN

Abstract

Abstrak: Studi ini mengkaji perkembangan terkini karya-karya tafsir di Indonesia dan Iran. Kedua negara ini memiliki perbedaan dari aspek dasar negara dan paham keagamaan penduduknya. Indonesia bukan negara Islam, berasaskan Pancasila, dan mayoritas penduduknya menganut Islam Sunni. Adapun Iran adalah sebuah Republik Islam dan mayoritas penduduknya menganut Islam Syiah. Studi ini merupakan kajian kepustakaan dan data yang diperoleh melalui telaah dokumen akan dianalisis dengan metode analisis isi. Studi ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang perkembangan studi tafsir di dunia Sunni dan Syiah di era kontemporer. Studi ini mengajukan temuan bahwa ulama kedua negara sama-sama mengembangkan kajian tafsir, dan telah menghasilkan sejumlah kitab tafsir. Karya tafsir di Iran bercorak Syiah, sedangkan kitab tafsir di Indonesia bercorak Sunni. Tetapi, dalam konteks kontemporer, ulama Iran telah menghasilkan banyak karya tafsir dimana para marja‘ taqlid memainkan peran penting dalam pengkajian tafsir, sedangkan ulama Indonesia saat ini kurang banyak menulis kitab tafsir.Abstract: Perkembangan Kontemporer Studi Tafsir Alquran di Indonesia dan Iran. This study examines the latest developments in Qur’anic exegesis in Indonesia and Iran. These two countries differ in their forms of state and the affiliation of its people. Indonesia is not an Islamic State—albeit based on Pancasila that stresses monotheism—and the majority of its people adhere to Sunni Islam.  Iran, on the other hand, is a declared Islamic Republic and the majority of its population adheres to Shiite Islam. This study is a literary review and the obtained data was analyzed using content analysis method. This study found that scholars in the two countries have developed interpretation studies, and have produced a number of Qur’anic exegesis. Naturally, Qur’anic exegesis works in Iran are Shiah in style, while those of Indonesia are Sunni in genres. Apparently, in contemporary context, Iranian scholars have been more productive than their Indonesian counterparts. Marja‘ taqlid plays a very important role in this scholarly enterprise.Kata Kunci: Indonesia, Iran, Sunni, Syiah, Alquran, tafsir