PERAN GURU PKn DALAM MODEL PENGAJARAN ADVOKASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISU-ISU SOSIAL PADA SISWA

Abstract

Model pembelajaran advokasi ini menuntut para siswa fokus topik yang diperdebatkan adalah isu-isu sosial sesuai kebutuhan siswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran guru dalam model pengajaran advokasi untuk meningkatkan pemahaman isu-isu sosial pada siswa kelas VIII di MTs Nahdlatul Mujahidin NW Jempong Mataram. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, tehnik penentuan subjek penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan tehnik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi, analisis data yang  digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru PKn dalam mengajar mengutamakan membina sikap sesuai nilai-nilai pancasila, melakukan pendekatan emosional. Memberi contoh perilaku teladan yang baik, membiasakan datang tepat waktu, disiplin, membina siswa melakukan belajar kelompok, melakukan penilaian sikap, memberikan motivasi, atau nasehat, rutin melakukan kegiatan sosial dan keagamaaan, seperti sholat duha, sholat dzuhur dan sholawatan/ yasinan setiap jum,at serta aktif dalam kegiatan hari besar keagamaan islam lainnya, pembinaan sikap juga melalui upacara bendera dengan memberi motifasi dan nasehat dan sikap siswa. This advocacy learning model requires students to focus on the topic being debated are social issues according to student needs. The purpose of this study was to determine the role of teachers in using an advocacy teaching model to improve understanding of social issues in class VIII students at MTs Nahdlatul Mujahidin NW Jempong Mataram. This research method uses a qualitative method with a descriptive approach, the technique of determining the subject of this study using purposive sampling with data collection techniques namely observation, interviews and documentation, data analysis used is data reduction, data presentation and conclusions or data verification. The results showed that PKn teachers in teaching prioritized developing attitudes according to Pancasila values, taking an emotional approach. Give examples of good exemplary behavior, get used to arriving on time, discipline, foster students to do group learning, conduct attitude assessments, provide motivation, or advice, routinely carry out social and religious activities, such as duha prayer, midday prayer and prayer / prayer every Friday, and also active in other Islamic religious holidays, attitude building also through flag ceremonies by giving motivation and advice and attitudes of students.