IMAJI SALEHAH DALAM MEDIA SOSIAL INSTAGRAM PADA KASUS RINA NOSE (Studi Kasus Rina Nose Melepas Jilbab)

Abstract

<p>Perempuan merupakan entitas yang selalu menarik untuk menjadi medan liput media. Dalam tubuh media, perempuan menjadi bahan pergunjingan yang dianggap menarik. Media membingkai beritanya dengan sedemikian rupa sehingga mampu menggiring opini publik terkait topik yang dibicarakan khususnya – perempuan. Media seperti tidak pernah bosan melakukan definisi terhadap diri perempuan. Apalagi dalam suasana <em>Islamic Pop Culture, </em>perempuan habis dicitrakan oleh media. Media <em>mainstream </em>selalu<em> </em>memiliki pandangan serupa terhadap perempuan.</p> <p>Media kadang menggambarkan perempuan sebagai objek yang patut dinilai habis-habisan. Perempuan akan masuk dalam jaring-jaring <em>frame </em>menarik dan menjual untuk dibaca khalayak. Padahal, apabila dikaji ulang, masyarakat sebenarnya tidak membutuhkan informasi semacam ini. Hal demikian baru-baru ini terjadi pada diri selebriti Rina Nose yang memutuskan melepas hijabnya. Jika dilihat dari segi hak pribadi, apa yang dilakukan Rina Nose merupakan hak penuh atas dirinya, namun apa yang dilakukan media adalah sebaliknya. Media merasa perlu untuk ikut campur dalam mencitrakan seseorang yang sholihah dan “baik” menurut versi media. Dalam jurnal ini, akan dikaji lagi bagaimana media membuat <em>frame </em>atas diri Rina Nose sesuai dengan analisis Sara Mills.</p> <p><strong>Kata kunci</strong><em>: Media, Perempuan, Sara Mills.</em></p>