MENGGAGAS GENDER DAN PENDIDIKAN TRANSFORMATIF DI IAIN TULUNGAGUNG DALAM MEWUJUDKAN KAMPUS DAKWAH DAN PERADABAN
Abstract
<p>Kehadiran IAIN Tulungagung sebagai kampus dakwah dan peradaban di tengah-tengan masyarakat modern Indonesia saat ini bagaikan air hujan di tengah kegersangan tanah yang tandus. Sebab kampus dakwah dan peradaban diharapkan mampu menjawab krisis moral masyarakat global saat ini. Sebagai contoh krisis moral di tingkat elit sosial yang saat ini santer diberitakan oleh media massa, antara lain: <em>trafficking</em>, pelecehan seksual, korupsi, suap, makar, skandal perselingkuhan. Adapun Krisis moral pada tingkat remaja yang sangat meresahkan guru, dosen dan orang tua, antara lain: dropout, seks bebas, aborsi, maraknya anak jalanan (aliran <em>punk</em>). Artikel ini mengusung asumsi bahwa kampus dakwah dan peradaban akan semakin eksis bila memberdayakan gender dan pendidikan transformatif sebagai haluan perjuangan dakwahnya. Hal itu senafas dengan tujuan gender yang memperjuangkan kesetaraan di tengah budaya patriarkhi yang menindas perempuan. Sejalan pula dengan tujuan pendidikan transformatif yang berupaya untuk melahirkan insan cerdas <em>komprehensif</em> dan <em>kompetitif</em>. Maka sebenarnya titik temu antara gender, pendidikan transformatif serta kampus dakwah dan peradaban adalah pembebasan. Suatu misi yang sangat mulia yaitu membebaskan masyarakat modern Indonesia dari krisis moral, ketidak adilan, ketimpangan sosial, penjajahan intelektuan, kemaksiatan dan kegelapan spiritual.</p>