Living Sunnah Jama’ah Al-Syahadatain (Studi Kasus di Pondok Pesantren Nurul Huda Munjul Kuningan)
Abstract
<p><em>Sunnah yang hidup (living sunnah) berarti kebiasaan atau prilaku yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari, sedangkan sunah yang mati adalah kebiasaan yang tidak bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian sunah yang hidup identik dengan ijma kaum muslimin yang di dalamnya termasuk para ulama generasi awal. Jadi sunah yang hidup adalah sunah nabi ditafsirkan oleh para ulama, penguasa</em><em>, </em><em>hakim</em><em> dan masyarakat</em><em> sesuai dengan situasi yang mereka hadapi</em><em>.</em></p><p><em>Living Sunnah dipraktikkan di pondok pesantren Nurul Huda Munjul</em><em>.</em><em> Praktek ini kurang mendapat pemahaman positif oleh masyarakat sekitar, untuk itu peneliti tertarik untuk menggali informasi dari Pondok Pesantren Nurul Huda Munjul Astanajapura Cirebon.</em><em> </em><em>Tulisan ini untuk menjelaskan living su</em><em>n</em><em>nah, doktrin dan hal yang mendasari komunitas Pondok Pesantren Nurul Huda dengan metode</em><em> deskriptif kualitatif</em><em> dan </em><em>interpretasi data. Living sunah</em><em> di Munjul </em><em>menggunakan tradisi lisan dan tradisi praktik</em><em>. Seperti</em><em> wiridan</em><em> dan </em><em>pakaian putih</em><em>.</em></p><p><em> </em></p><p><em>Kata kunci: living sunnah, pondok pesantren</em>.</p>