Implementasi Pembelajaran Sains untuk Anak Usia Dini dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
Abstract
Pembelajaran sains merupakan proses pembelajaran sepanjang hayat sebagaimana belajar berhitung. Anak-anak dari segala jenis usia akan memperoleh manfaat dengan menganalisis keadaan-keadaan di sekitarnya yang mengadung unsur sains. Anak-anak perlu didorong agar memperoleh lebih banyak pengalaman sains di alam, kemudian menjelaskan peristiwa-peristiwa yang dilihatnya, menanyakannya, dan menganalisis cara peristiwa-peristiwa itu terjadi. Implementasi pembelajaran sains untuk anak usia dini dalam menghadapi MEA adalah dengan memasukkan enam keterampilan dasar sains ke dalam empat faktor penentu kemajuan suatu negara, yaitu inovasi, penguasaan jaringan melalui komunikasi, penguasaan teknologi, dan kekayaan sumberdaya alam. Adapun keenam keterampilan dasar sains yang perlu diajarkan kepada siswa adalah: pengamatan (observation), pengomunikasian (communication), pengklasifikasian (classification), pengukuran (measurement), penyimpulan (inference), dan peramalan (prediction). Keenam keterampilan di atas terintegrasi ketika seorang anak melakukan percobaan sederhana. Enam keterampilan dasar di atas sangat penting dalam kedudukannya sebagai keterampilan mandiri sebagaimana pentingnya ketika berkedudukan sebagai keterampilan terintegrasi. Keterampilan yang diasah sejak dini diharapkan akan menjadi bekal untuk menghadapi jenjang pendidikan siswa selanjutnya. Hal ini menjadi fokus penting mengingat batas-batas antar negara saat ini semakin transparan, persaingan tidak hanya terjadi secara lokal melainkan sudah bersifat global sejak dicanangkanya MEA.