METODOLOGI HUKUM MUHAMMAD SHAHRUR: Tafsir Ḥadd Pencurian dalam QS. Al-Mā’idah (5): 38
Abstract
<p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p align="center"> </p><p><em>Apakah QS. Al-Maidah </em><em>ayat 38 benar-benar </em><em>mengharuskan hukuman potong tangan </em><em>bagi pelaku pencurian? </em><em>Dalam merespon masalah ini, Muhmammad Shahrur menawarkan sebuah konsepsi tentang hukuman </em><em>pelaku tindak pidana pencurian dengan menerapkan konsep batas maksimal. </em><em>Bagi Shahrur, pemotongan tangan baru bisa dilakukan ketika seorang pencuri sudah melakukanya secara berulang kali dan tanpa adanya penyesalan. </em><em>Sharur mengenalkan suatu teori yang kemudian dikenal dengan </em><em>naẓari</em><em>yyah al-</em><em>ḥudūd (Theory of Limit) yaitu teori batas.</em><em> Sejalan dengan teori ini, tidak diperkenenkan menjatuhkan hukuman lebih berat dari potong tangan namun sangat dimungkinkan untuk menjatuhkan hukuman yang lebih ringan. </em></p><p> </p><p><strong>Kata </strong><strong>Kunci</strong>: <em>Muhammad Shahrur, hermeneutik, teori batas, potong tangan</em></p><p><strong> </strong></p><p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p><strong> </strong></p><p><em>Do</em><em>es QS. Al-Maidah verse 38 actually require the punishment of hand amputation for theft perpetrators? In response to this problem, Muhmammad Shahrur offers a conception of criminal punishment of theft by implementing the concept of a limit. For Shahrur, amputation of limbs can only be done when a thief already do it repeatedly and without remorse. Sharur district introduced a theory that became known as </em><em>naẓari</em><em>yyah al-</em><em>ḥudūd (Theory of Limit), namely the theory of limits. In line with this theory, not diperkenenkan heavier sentence than cutting off hands, but it is possible to impose a lighter sentence.</em></p><p><strong> </strong></p><p><strong>Keywords</strong>: <em>Muhammad Shahrur, hermeneutic, theory of limit, hand amputation</em></p><p> </p>