Gangguan Jiwa dalam Perspektif Kesehatan Mental Islam

Abstract

Modernisme  telah  berhasil  mewujudkan  kemajuan  yang spektakuler, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Di  sisi  lain,  ia  telah  menampilkan  wajah  kemanusiaan  yang  buram  berupa  kemanusiaan  modern  sebagai  kesengsaraan  rohaniah.  Modernitas  telah  menyeret  manusia  pada  kegersangan  spiritual.  Ekses  ini  merupakan  konsekuensi  logis  dari  paradigma  modernisme  yang  terlalu  bersifat  materialistik  dan  mekanistik,  dan  unsur  nilai-nilai  normatif  yang  telah  terabaikan. Hingga melahirkan problem-problem kejiwaan yang variatif.  Ironisnya,  masalah  kejiwaan  yang  dihadapi  individu  sering  mendapat  reaksi negatif dari orang-orang yang berada di sekitarnya. Secara  singkat  lahirnya  keterbatasan  pemahaman masyarakat mengenai etiologi gangguan jiwa, di samping karena  nilai-nilai tradisi dan budaya yang masih kuat berakar, sehingga gangguan jiwa  sering  kali  dikaitkan  oleh  kepercayaan  masyarakat  yang  bersangkutan.  Oleh  karenanya,  masih  ada  sebagian  masyarakat  yang  tidak  mau  terbuka  dengan  penjelasan-penjelasan  yang  lebih  ilmiah  (rasional  dan  obyektif)  dan  memilih  untuk mengenyampingkan perawatan medis dan psikiatris terhadap gangguan  jiwa. Dalam  konsep  kesehatan  mental  Islam,  pandangan  mengenai  stigma  gangguan  jiwa  tidak  jauh  berbeda  dengan  pandangan  para  ahli  kesehatan  mental pada umumnya. Namun,  yang ditekankan di dalam konsep kesehatan  mental Islam di sini adalah mengenai stigma gangguan jiwa yang timbul oleh  asumsi bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh pengaruh kekuatan supranatural  dan hal-hal gaib.