“As-Sittīna Mas’alah” Kitab Fikih Abad Pertengahan Karya Syekh Abu Al-‘Abbas Ahmad Zahid

Abstract

The article discusses about codicology and texts critics of As-Sittina Mas’alah (SM) manusscript. The method used is descriptive analytical, and to critique the script used leager method that is a business to critique the text by using a good quality of the text to be a leager. SM texts used Arabic and for scholiast used Cirebon (Sundanese-Javanese)language. SM texts used Arabic font, and for the scholiast used Pegon. SM texts is written by Abu Al- ‘Abbās Ahmad Zāhid in year 900 H/1500 after cen­turies, and written by ulama in Nusantara at years 1500-1900 after cen­turies. SM texts contain the errors, and  including; 10 in omission, 3 in dittography 1 in transposition, 4 in substitution, and 12 deviations in the form of grammar (Arabic). SM texts contains provisions jurisprudence of Mazhab Imam Syafi’ī, the script begun from the description of rules Faith and Islam, then purification procedure, description of the prayer, alms, fasting and pilgrimage. SM texts was used in Nusantara Islamic schools at years 1500-1900 after centuries for the lesson  fiqih, it’s used because had a simple meaning for Nusantara people’s (that times in religion transition) for learning a way of Islam.Keywords: Text Edition, Manuscript, Fikih Book, As-Sittīna Mas­’alah.Artikel ini membahas naskah As-Sittīna Mas’alah (SM) pada aspek teks maupun fisik yaitu naskahnya. Masalah teks dikaji melalui kritik teks dan masalah fisik naskah dikaji melalui kodikologi. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriftif analitik, dan untuk metode kritik naskah digunakan metode landasan yaitu metode yang diterapkan apabila menurut tafsiran ada satu atau segolongan naskah yang unggul kualitasnya diban­ding­kan dengan naskah-naskah lain yang diperiksa dari sudut bahasa, ke­sastraan, sejarah, dan lain sebagainya sehingga dapat dinyatakan sebagai naskah yang mengandung paling banyak bacaan yang paling baik.  Bahasa yang digunakan dalam naskah adalah bahasa Arab untuk teks SM dan ba­hasa Cirebon (Sunda-Jawa) untuk terjemahannya (scholia). Aksara yang di­gunakan adalah Arab dan Pegon, aksara Arab digunakan pada teks SM dan Pegon digunakan pada scholia. Teks SM berasal dari Mesir, ditulis oleh Abu Al-‘Abbās Zāhid sekitar tahun 900 H/ 1400-1500 M, dan disalin oleh ulama Nusantara sekitar tahun 1500-1900 M. Kesalahan penyalinan yang terdapat pada teks SM meliputi:  omisi 10 kesalahan, ditografi 3 ke­sa­­lahan, transposisi 1 kesalahan, subtitusi 4 kesalahan, dan kesalahan dalam bentuk gramatika bahasa Arab 12 kesalahan. Teks SM berisi  fiqih dari Mazhab Imam Syafi’ī, dimulai dengan penjelasan kaidah Iman dan rukun Islam, penjelasan pentingnya menimba ilmu agama, penjelasan tata cara bersuci, salat, zakat, puasa dan ibadah haji. Adapun fungsi sosial nas­kah SM di Nusantara adalah sebagai referensi bahan ajar di beberapa pe­san­tren untuk mata pelajaran fiqih, dipilihnya naskah SM oleh ulama Nu­santara sebagai sumber referensi pengajaran fiqih waktu itu, karena isi uraiannya sederhana dan isinya mencakup keseluruhan rukun Islam, se­hingga dapat memberikan pemahaman yang mudah bagi masyarakat Nu­santara (ketika itu sedang mengalami masa transisi keberagamaan) untuk men­jalankan ibadah sesuai tata cara ibadah dalam Islam.Kata Kunci: Edisi Teks, Naskah Kuno, Kitab Fikih, As-Sittīna Mas’alah.