Agroekosistem pertanaman jagung di Desa Sasa Provinsi Maluku Utara

Abstract

Peningkatan produksi jagung dipengaruhi oleh beberapa kendala salah satunya adalah kendala abiotik dan biotik. Kendala abiotik disebabkan oleh rendahnya ketersediaan hara di tanah, sementara kendala biotik meliputi gangguan yang disebabkan oleh organisme pengganggu tanaman (OPT). Masalah OPT (hama dan penyakit) inilah yang membuat petani selalu kesulitan dan memilih mengunakan pestisida sebagai jalan keluarnya. Sementara dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia selalu muncul terutama karena penggunaan yang tidak bijaksana. Akibatnya terjadi resistensi, resurjensi, terbunuhnya musuh alami dan menimbulkan pencemaran lingkungan, karena kadar residu pestisida kimia dapat meningkat dan membunuh organisme yang ada pada rantai makanan Untung (2006). Penelitian ini bertujuan mempelajari kelimpahan Artropoda pada agroekosistem jagung dan pengelompokkan berdasarkan perannya. Penelitian berlangsung pada November 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keragaman Artropoda pada agroekosistem jagung ditemukan lima kelompok Artropoda yaitu hama, predator, parasitoid, serangga netral, dan dekomposer.  Kelompok hama memiliki kelimpahan lebih banyak dibandingkan kelompok lainnya, dengan pola sebaran hama H. armigera dan O. furnacalis bersifat acak, dan R. maidis bersifat mengelompok.