PERANAN BAHASA DALAM MENGUNGKAP KEBENARAN (SUATU TINJAUAN EPISTEMOLOGI)

Abstract

Pikiran dan bahasa menjadikan manusia sebagai makhluk yang termulia di muka bumi ini. Bahasa senantiasa hadir dan dihadirkan, berada dalam diri manusia, dalam alam, dalam sejarah, dalam wahyu Tuhan. Bahasa adalah sine qua non sesuatu yang mesti ada bagi kebudayaan dan masyarakat dan memiliki kesesuaian dengan struktur realitas dan fakta yang disebut gambaran realitas. Sedangkan tugas filsafat yang utama adalah mencari jawab atau makna dari seluruh simbol yang menampakkan diri di alam  semesta ini.  Bahasa juga merupakan alat untuk membongkar seluruh rahasia simbol-simbol tersebut. Namun demikian bahasa dalam kenyataan sehari-hari memiliki sejumlah kelemahan dalam hubungannya dengan ungkapan dalam aktivitas berfilsafat. Kelemahan tersebut antara lain: vagueness (kesamaran), inexplicitness (tidak eksplisit), ambiquity (ketaksaan), contex-dependence (tergantung pada konteks), misleadngness (menyesatkan). Masalah formulasi bahasa yang digunakan dalam mengungkapkan pengetahuan manusia yaitu pengetahuan apriori dan apostreriori, serta problema kebenaran pengetahuan  manusia. Terdapat tiga  teori kebenaran dalam epistemologi yaitu: teori kebenaran koherensi,  teori kebenaran korespondensi, dan  teori kebenaran pragmatik.Kata Kunci: peranan bahasa, kebenaran epistemologi.