NARASI PENDIDIKAN DARI TANAH BETAWI: Pemikiran Sayyid Usman tentang Etika Akademik
Abstract
<p><strong>Abstrak:</strong> Studi ini mengkaji pemikiran Sayyid Usman tentang etika pendidikan dalam perspektif Islam. Studi ini perlu dilakukan mengingat belum banyak studi tentang tokoh lokal dari Nusantara yang berkontribusi dalam bidang pendidikan Islam. Artikel ini merupakan hasil penelitian kepustakaan yang mengandalkan metode analisis isi, dan mengajukan temuan bahwa Sayyid Usman menulis sebuah karya dalam bidang etika yang berjudul Âdâb al-Insân. Kitab ini relatif kurang diteliti dalam sudut pandang pendidikan Islam. Berdasarkan telaah terhadap naskah Nusantara ini, penulisnya menegaskan bahwa pendidikan merupakan solusi utama dalam rangka memperbaiki adab orang-orang jahat dengan mengajarkan serangkaian adab yang melingkupi aspek kepribadian, sosial dan profesionalitas. Studi ini berkontribusi dalam penguatan gugusan literatur dalam bidang pendidikan Islam mengingat tidak banyak tokoh Nusantara yang dikenalkan dan dikaji di perguruan tinggi Islam.</p><p><strong>Abstract: Paedagogical Narrative from Betawi Land: Sayyid Usman’s Thoughts on Educational Ethics</strong>. This study examines Sayyid Usman’s thinking concerning the ethics of education in an Islamic perspective. This study is necessary considering the scarcity of research on local scholars who have contributed to the field of Islamic education. This article is the result of library research that relies on the method of content analysis, and proposes findings that Sayyid Usman wrote a work in the field of ethics, entitled Âdâb al-Insân. This book is relatively under-researched in the perspective of Islamic education. Based on a review of this archipelago script, the author emphasizes that education is the main solution in improving the ethics of bad people by teaching a series of âdâb which covers aspects of personality, social and professionalism. This study contributes to the strengthening of the literature in the field of Islamic education considering that there are not many Nusantara figures introduced and studied in Islamic Higher Education institutions.</p><p><strong>Kata Kunci:</strong> pendidikan, etika, Nusantara, Betawi, Sayyid Usman</p>