ANALISIS SPASIAL TINGKAT KEKERINGAN SEBAGAI UPAYA MITIGASI KEGAGALAN PANEN DI KABUPATEN TAKALAR SULAWESI SELATAN
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan karakteristik curah hujan, evapotransirasi, agihan tingkat kekeringan, dan upaya mitigasi kegagalan panen di Kabupaten Takalar Penelitian ini dilakukan dengan metode neraca air (Water Balance) oleh Thornthwaite – Mather (1957), dengan kriteria indeks kekeringan ILACO, B.V. (1981). Hasil penelitian menunjukkan karakterisitk curah hujan bulanan di wilayah Kabupaten Takalar berkisar antara 9,5 mm hingga 835,5 mm. Curah hujan bulanan terbesar di stasiun Bonto Mangape dan terkecil di stasiun Palomo Selatan. Curah hujan tahunan berkisar antara 2282, 8 mm hingga 3546,69 mm/tahun. Karakteristik Evapotranspirasi potensial bulanan di wilayah Kabupaten Takalar berkisar antara 112,89 mm hingga 170,76 mm. Evapotranspirasi potensial rerata tahunan sebesar 1428,76 mm di Stasiun Palomo Selatan hingga 1576,28 mm di Stasiun Patalassang. Tingkat kekeringan tinggi dan merata di seluruh wilayah Kabupaten Takalar yaitu pada bulan Juli. Agihan tingkat kekeringan tahunan tinggi tersebar di wilayah timur ke selatan yaitu; Kecamatan Polongbangken Utara, Polongbangken Selatan dan Mangngarabombang. Mitigasi kegagalan panen dengan cara mengelola tanaman sesuai dengan ketersediaan air. Pada tingkat keketingan tinggi ditanam tanaman Semangka, Mentimun dan jagung.