STRES DAN STARETEGI COPING PADA ANAK DIDIK DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK
Abstract
Masa remaja seringkali menjadi masa untuk bereksperimen dan ikut serta dalam sejumlah aktivitas termasuk prilaku yang berisiko menyimpang. Fenomena keterlibatan anak dalam perilaku yang membawa mereka untuk berurusan dengan hukum makin banyak dijumpai. Salah satu risiko yang sering dialami oleh para remaja tersebut adalah munculnya sindrom pasca trauma. Perilaku kejahatan yang mereka lakukan ternyata merupakan satu sumber stres tersendiri termasuk trauma dengan kekerasan selama pemrosesan kasus. Penilaian terhadap kondisi stress dalam psikologi berhubungan dengan konsep coping sehingga hal ini merupakan rentetan variable yang . Coping berfokus pada emosi khususnya proses kognitif penyangkalan, atensi selektif dan pengambilan jarak, mobilisasi dukungan serta beberapa strategi behavioral. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus. Penelitian dilakukan di lembaga pemasyarakatan (LAPAS) anak Kutoarjo dan Blitar, dengan subyek berusia antara 13-21 tahun dan masa pembinaan minimal selama 1 tahun. Berdasar pengkajian pada sejumlah studi tersebut hasilnya terbagi dalam tiga kategori. Pertama bersumber dari hubungan personal, keterpisahan dengan keluarga atau pasangan merupakan stresor utama yang dirasakan penghuni LAPAS. Kedua terkait dengan faktor ekonomi yang dirasakan secara langsung oleh penghuni LAPAS yang sudah dewasa dan telah bekerja sebelum mereka memasuki kehidupan LAPAS. Kategori ketiga dari sumber stres adalah lingkungan di LAPAS yang menjenuhkan. Strategi coping terkait masalah yang dialami ANDIK di LAPAS diselesaikan dengan usaha-usaha yang berfokus emosi baik melalui strategi kognitif maupun perilaku.