Trans Internalisasi Pembentukan Karakter Melalui Trilogi dan Panca Kesadaran Santri

Abstract

Education in Indonesia in the last few decades shows a poor paradigm in education. In the implementation of character education in gadang-gadang as a solution of moral degradation among them by actualized the values ​​of Islamic Religious Education which is not limited to learning process but to the level of experience (experience). The rise of brawl and promiscuity show the existence of bad character.                Pesantren is a traditional education that plays a role in realizing the nation's independence and intelligence. Reviewing the existing problems then needed a new breakthrough that has the distinguishing nature between the formation of characters in formal institutions with pesantren institutions. Character education in pesantren especially Pesantren Nurul jadid Paiton Probolinggo by restoring divine values ​​to human being is actualized by the internalization of character building through trilogy and the consciousness of santri conceptualized in the life culture of santri.                From the results obtained, the internalization of character building through trilogy and consciousness in Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo santri is seen in: 1) the daily activities of santri in the form of congregational prayer, the implementation of school diniyah or formal, FKS activities, the existence of pesantren rules, santri who ta'dzim against kyai and asatidz. This activity contains the values ​​of trilogy and awareness of students 2) The media used in the process of internalization diaktualisasikan also by the behavior of a kyai who became a role model in boarding schools and deserve to emulate.   Pendidikan di Indonesia  dalam beberapa dekade terakhir menunjukkan paradigma yang memprihatinkan dalam seputar dunia pendidikan. Dalam implementasinya pendidikan karakter di gadang-gadang sebagai solusi degradasi moral diantaranya dengan diaktualisasikan nilai-nilai Pendidikan Agama Islam yang tidak sebatas menjadi proses belajar mengajar akan tetapi sampai pada taraf pengalaman (experience).  Maraknya aksi tawuran dan pergaulan bebas menunjukkan  adanya karakter yang kurang baik. Pesantren merupakan edukasi tradisional yang banyak berperan dalam mewujudkan kemerdekaan dan kecerdasan bangsa. Meninjau problem yang ada maka dibutuhkan terobosan baru yang memiliki sifat pembeda antara pembentukan karakter di lembaga formal dengan lembaga pesantren. Pendidikan karakter yang di upayakan pesantren khususnya Pondok Pesantren Nurul jadid Paiton Probolinggo dengan mengembalikan nilai-nilai ilahiyah pada manusia diaktualisasikan dengan trans internalisasi pembentukan karakter melalui trilogi dan panca kesadaran santri yang terkonsep  dalam  budaya kehidupan santri. Dari hasil yang diperoleh, trans internalisasi pembentukan karakter melalui trilogi dan panca kesadaran santri di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo terlihat pada: 1) kegiatan keseharian santri berupa shalat berjamaah, dilaksanakannya sekolah diniyah maupun formal, kegiatan FKS, adanya peraturan-peraturan pesantren, sikap santri yang ta’dzim terhadap kyai dan asatidz. Kegiatan ini memuat nilai-nilai trilogi dan panca kesadaran santri 2) Media yang digunakan dalam proses internalisasi diaktualisasikan pula oleh  tingkah laku  seorang kyai yang menjadi role model di pesantren dan layak untuk diteladani.