Pendidikan Multikulturalisme Berbasis Alquran

Abstract

Salah satu problematika masyarakat postmodern adalah euforia perbedaan. Ketika arus multikulturalisme itu mencapai eksremitasnya, akan lahir rasisme, yaitu puncak individu atau kelompok meneguhkan perbedaannya sehingga tidak bisa dipertemukan. Wacana ini sangat bertentangan dengan penjelasan Alquran (al-Hujarat: 13), yang mengindikasikan bahwasanya seluruh bangsa adalah kawan, seluruh manusia adalah sahabat, dan tujuan yang paling akhir adalah perdamaian. Dengan pendekatan library research, kajian ini menyimpulkan bahwa konsep pendidikan multikultural berbasis Alquran dalam membangun karakter kebangsaan penting dielaborasi, yang meliputi: Ketauhidan Kemanusiaan, Persatuan, Permusyawaratan, dan Keadilan. Hal ini berdasarkan deskripsi Alquran mengenai interkoneksi dan interaksi harmonis antara manusia dengan Allah(h}abl ma’a Alla>h), manusia dengan dirinya sendiri (h}abl ma’a nafsih ) manusia dengan manusia (h}abl ma’a al-na>s). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tafsir maud}u>’i> dan metode historis-kritis-kontekstual. Dari itu, diperoleh bahwa sesungguhnya konsep pendidikan multikultural berbasis Alquran dapat membangun karakter kebangsaan dengan empat langkah, yaitu; penerapan pendidikan multikultural bersandarkan akidah, pengembangan potensi intelektual manusia, pengembangan akhlak baik terhadap sesama, penerapan menyerukan kedamaian.