Homoseksual berdasarkan pandangan Psikologi Islam

Abstract

Fenomena Homoseksual pada zaman milenial ini bukan merupakan hal yang baru dalam masyarakat. Jika dahulu perilaku-perilaku tersebut dianggap tabu bagi sebagian orang, kini pada jaman teknologi semakin canggih, menjadi tidak tabu lagi. Banyak orang yang mengaku  bahwa dirinya termasuk kaum  homoseksual  sudah secara terbuka menyatakan dan mengidentifikasikan dirinya sebagai identitas kaum LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender). Gelombang besar kelompok LGBT yang berusaha keras untuk diakui di mata dunia telah dilakukan secara gencar dan terus menerus hingga saat ini. Dampak negatif yang dapat terjadi pada homoseksual di antara sesama homoseksual seringkali diwarnai dengan kekerasan baik itu kekerasan seksual, fisik, maupun emosional. Hal ini seringkali disebabkan karena masalah dan gangguan mental dan emosional pada pelaku homoseksual. Gaya hidup beresiko terhadap terganggunya kesehatan fisik, seperti: STI's (Sexual Transmitted Infections)/STD's (Sexual Transmitted Diseases) termasuk HIV-AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk dapat menggali bagaimana pandangan Psikologi Islam terhadap homoseksual. Penelitian ini disusun dengan menggunakan pendekatan kajian literatur, yang menggali Pandangan psikologi, pandangan Isalam dan Pandangan Psikologi Islam.  Dalam Psikologi Islam dikatakan bahwa Pandangan psikologi Islami mendasarkan pandangan pemahaman tentang manusia berdasarkan pada kerangka agama Islam. Dalam hal ini psikologi harus dilihat sebagai upaya manusia untuk membuka rahasia sunnatulloh yang bekerja pada diri manusia (ayat-ayat nafsani), dalam artian menemukan berbagai asas, unsur, proses, fungsi dan hukum-hukum mengenai kejiwaan manusia. Ibnu Qayyim Aljauziyah menyatakan bahwa Allah menggantungkan kebahagiaan hamba dengan kemampuan hamba menjaga kemaluannya. Maka tidak ada kebahagiaan bagi orang yang tidak menjaga kemaluannya. Perbuatan homoseksual telah bertentangan dengan fitrah yang diciptakan Allah kepada manusia dan mereka telah mengobrak-abrik tatanan dan Allah menyebutkan hal tersebut termasuk perbuatan yang berlebih-lebihan dan melampaui batas.