PENGARUH LAMA PENYIMPANAN GARAM BERIODIUM TERHADAP KADAR IODIUM SECARA IODOMETRI
Abstract
Kekurangan iodium masih menjadi masalah besar di beberapa negara di dunia, khususnya negara-negara berkembang, karena semakin baik gizi dalam makanan yang dikonsumsi setiap hari maka semakin baik pula kemampuan manusianya. Garam merupakan salah satu media yang difortifikasi iodium, adapun garam yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah garam dengan bentuk kasar dan halus dengan lama penyimpanan yang berbeda-beda, ini akan berpengaruh terhadap kadar iodium pada garam konsumsi, karena KIO; merupakan zat oksidator, sehingga KIO, akan tereduksi dengan penyimpanan dalam keadaan terbuka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah lama dan cara penyimpanan garam beriodium secara terbuka dan tertutup berpengaruh terhadap kadar iodium. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memprediksi kualitas garam yang dikonsumsi masyarakat dalam jangka waktu relatif lama yang dapat dijadikan sebagai bahan pustaka. Penentuan kadar KIO3 dilakukan dengan menggunakan metode iodometri, dengan prinsip penambahan kalium iodida secara berlebih, kemudian iodium yang dibebaskan dititrasi danagn natrium tiosulfat. Berdasarkan hasil penelitian kadar iodium pada garam beriodium yang telah disimpan dalam wadah terbuka dan wadah tertutup selama 12 hari, masih memenuhi persyaratan yaitu 30 -80 mg/kg, akan tetapi kadar iodium pada garam mengalami penurunan, dari data yang diperoleh dilakukan analisa statistik dengan menggunakan uji t, karena uji t dapat membandingkan dua hal yang berbeda. Berdasarkan uji t didapatkan hasil t percobaan = 2,119735, sedangkan t kritik = 2,31 (taraf kepercayaan 95%). Hal ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada penyimpanan garam beriodium secara terbuka dan tertutup terhadap kadar iodium.