HUBUNGAN TEKNIK MENYUSUI DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN YANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS KEDATON TAHUN 2015

Abstract

Pendahuluan: Seribu hari pertama kehidupan seorang anak adalah masa kritis yang menentukan masa depannya. Salah satu upaya perbaikan gizi masyarakat pada awal kehidupan adalah dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif selama enam (6) bulan pertama kehidupan. Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ASI dimana bila teknik menyusui tidak benar, dapat menyebabkan puting lecet dan menjadikan ibu enggan menyusui dan bayi jarang menyusu yang sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, untuk cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan pada tahun 2014, dinilai rendah yaitu 66,06% dari 80% target yang telah dibuat oleh Dinas Kesahatan Kota Bandar Lampung. Daerah yang mempunyai data cakupan pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan berada di wilayah kerja Puskesmas Kedaton yaitu 22,82%. Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara teknik menyusui dengan keberhasilan menyusui pada bayi (0-6 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Kedaton Bandar Lampung Tahun 2015.Metode: Penelitian ini bersifat survei analitik dengan pendekatan cross sectional study. Variabel independen dalam penelitian ini adalah teknik menyusui dan variabel dependennya adalah keberhasilan menyusui. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2015.Hasil: Terdapat 56,3 % ibu telah memiliki teknik menyusui yang baik, dengan nilai skor lebih dari 14 dari total skor 22. Lebih dari separuh responden tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya (62,5%). Terdapat hubungan yang signifikan antara teknik menyusui dengan keberhasilan menyusui dengan nilai p = 0,043 (< 0,05).Diharapkan kepada bidan dan petugas kesehatan terkait agar dapat memberikan informasi yang benar tentang pentingnya teknik menyusui yang benar pada ibu sejak awal kehamilan hingga masa nifas sehingga target pemberian ASI eksklusif dapat tercapai. Baik ibu maupun suami agar ikut aktif dalam mengikuti kelas edukasi atau forum-forum kesehatan yang diadakan oleh lembaga-lembaga kesehatan ibu dan anak (contoh : AIMI) yang membahas mengenai ruang lingkup ASI dan menyusui sehingga para orangtua menjadi lebih bersemangat dan memiliki tekad lebih kuat karena dukungan yang kuat dari lingkungan.