HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN DENGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLANT DI PUSKESMAS KETAPANG KEC. SUNGKAI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012

Abstract

Bila dilihat dari cara pemakaian alat kontrasepsi dapat dikatakan bahwa akseptor KB memilih suntik sebagai alat kontrasepsi, 50,20%memilih pil, 20,25 memilih implant, 7,27 memilih IUD dan lainnya 8,7%. Pada Umumnya masyarakat memilih metode non metode kontrasepsi efektifterpilih (MKET). Sehingga metode KB  intra uterie devices (IUD). Implant medis operatifPria (MOP) dan Medis Operatif Wanita (MOW) kurang diminati(DepkesRI,2010) Berdasarkan data dari BKKBN Propinsi Lampung tahun 2011, jumlah pesefta KB aktifterdiri dari kontrasepsi IUD (11,85), implant hanya (12,69) dari target 30,25, MOP/MOW (2,57), terdiri dari suntik (36,77), KB kondom (0,63%), dan KB pil (35,49%), di Kabupaten Lampung Utara banl mencapai yang terdiri dari IUD (9,95%), implant hanya (15,98) dari target MOW/MOP (2,37). suntik (36,24), KB kondom dan KB pil (3376%) (BKKBN Provinsi Lampung, 2011). Tujuan penelitian ini adalah diketahui hubungan pengetahuan dan dukungan tenaga kesehatan dengan pemakaian kontrasepsi implant di Puskesmas Ketapang Kec. Sungkai Selatan Kabupaten Lampung Utara Tahun 2012. Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasangan usia subur, yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ketapang Kec. Sungkai Selakan Kabupaten Lampung Utara Tahun 2012 yang berjumlah 203 orang. dan sampel yang diperoleh sebanyak 135 orang dengan tehnik simple random sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner, Teknik analisis data yang digunakan menggunakan uji statistik Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95% menggunakan komputerisasi dengan spsS. Hasil analisa dalam penelitian ini menunjukkan bahwa distribusi frekuensi penggunaan metode kontrasepsi implant sebagian besar tidak menggunakan kontrasepsi implant sebanyak 86 responden (63, 7%), distribusi frekuensi pengetahuan pasangan usia subur mengenai kontrasepsi implant sebagian besar dengan kategori pengetahuan kurang baik sebanyak 77 responden (57%), distribusi frekuensi dukungan tenaga kesehatan sebagian besar dengan kategori tidak mendukung sebanyak 82 responden (60, 74%). Terdapat hubungan pengetahuan dengan pemakaian kontrasepsi implant (p-value 0,001 < 0,05). Terdapat hubungan dukungan tenaga kesehatan dengan pemakaian kontrasepsi implant (p-value 0,000 < 0,05). Berdasarkan hal tersebut disarankan untuk dapat lebih aktif dalam mencari informasi dan lebih meningkatkan pengetahuan agar lebih mengetahui tentang metode Kontrasepsi implant khususnya, sehingga diharapkan lebih meningkatnya peran ser-ta dalam penggunaan alat kontrasepsi.