KONSEP KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN PSIKOLOGI SUFISTIK

Abstract

Abstract: This article aims to enalyze the concept of happiness which on the market by psychology of sophistic and any kind of differentiating it from contemporary psychology. The characteristic of concept of happiness in the sufistic psychology is ethic transcendental. The happiness is mean as giving of God and not results of human effort. In spite of that, the human must endeavour in order that God disposed to give the giving of happiness. Its implementation and implication, the happiness in psychology of sophistic is obtained from comprehension that pleasure, wealth, and achievement of life are goal, but only medium to reach spiritual happiness. With method of takhallī, taḥallī, tajallī, mujāhadah, riyāḍah, etc., the sufistic psychology offers real happiness. Abstrak:Artikel ini bertujuan untuk menganalisis konsep kebahagiaan yang ditawarkan oleh psikologi sufistik dan apa saja yang membedakannya dari psikologi kontemporer. Konsep kebahagiaan dalam psikologi sufistik bersifat etis transendental. Kebahagiaan dimaknai sebagai anugerah Allah dan bukan berasal dari hasil usaha manusia. Meski demikian, manusia dituntut berusaha agar Allah berkenan memberi anugerah kebahagiaan itu dengan cara mengikuti tuntunan-Nya. Dalam implementasi dan implikasinya, kebahagiaan dalam psikologi sufistik didapatkan dari pemahaman bahwa bahwa kesenangan, kekayaan, dan pencapaian hidup lainnya bukanlah tujuan, tetapi sekadar sarana dalam meraih kebahagiaan spiritual. Dengan metode takhallī, taḥallī, tajallī,mujāhadah, riyāḍah, dan sebagainya, psikologi sufistik menawarkan kebahagiaan yang hakiki dalam ma’rifah dan riḍa Allah. Keywords: kebahagiaan, psikologi kontemporer, psiko¬logi sufistik, kebahagiaan statistik vs sufistik