Makna Simbol dalam Aesan Gede dan Pak Sangkong Pakaian Adat Pernikahan Palembang

Abstract

Budaya menjadi salah satu dasar dari setiap kehidupan manusia, karena kebudayaan adalah sesuatu yang mutlak dimiliki manusia. Pakaian merupakan salah satu hasil karya manusia dalam masyarakat yang bersifat konkret dan merupakan benda yang dapat diraba, dilihat dan difoto. Pakaian lebih mengarah kepada hasil karya yang berasal dari sistem budaya. Karena, pakaian yang hingga saat ini dikenal merupakan hasil pemikiran, gagasan dan konsep baik seseorang maupun sekelompok yang hidup dalam sebuah lingkungan budaya. Palembang mempunyai beberapa pakaian adat yaitu diantaranya, aesan gede dan pak sangkong. Aesan gede dan pak sangkong ini merupakan pakaian adat yang dipakai oleh pengantin ketika acara resepsi atau saat upacara adat pernikahan di Palembang yaitu, penganten munggah. Pakaian adat pernikahan ini mendapat pengaruh dari budaya asing yang tetap eksis di Palembang dari masa Sriwijaya, Kerajaan Palembang hingga masa Kesultanan Palembang Darussalam sampai pada masa kini. Pakaian adat Palembang ini dibagi menjadi dua yaitu pakaian utama dan ada yang disebut pelengkap Pakaian. Perpaduan budaya Jawa, Cina dan Arab pada aesan gede dan pak sangkong tidak menghilangkan kebudayaan asli di Palembang ini merupakan hasil dari akulturasi budaya. Serta, banyak makna simbol yang terkandung pada pakaian adat pernikahan Palembang ini yang kesemuanya memiliki pesan yang luhur untuk kebaikan dunia dan akhirat.