Perbandingan Kemampuan Inkuiri Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar dalam Perkuliahan Sains

Abstract

The aim of this research is to describe the inquiry ability (knowledge and skill) and the response from students of Elementary School Teachers Education (PGSD) Lampung University towards Elementary School (SD) Science Education Lecture. The research is done with modeling the inquiry learning model, where PGSD students play as SD learners, and the researcher as SD teacher model. Sampling technique used is Quota Sampling, which means random sampling until fulfilled the number wanted. This research is done on 72 students, and start from March to June 2016. Inquiry ability of variable achieved from multiple choice test, and the student' response achieved through questionaire. The data analysis is using computerized statistic. The research result that: inquiry ability of PGSD students after following SD Science Lecture through modeling inquiry learning model, significantly higher than convensional inquiry learning model. On experimental group seems anthusias, and gives positive response, PGSD students hope the SD labeling lectures can be done by modeling inquiry learning model.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) inkuiri dan tanggapan mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Lampung dalam perkuliahan Pendidikan Sains SD. Pelaksanaan penelitiannya dengan model belajar inkuiri secara pemodelan, dimana mahasiswa PGSD berperan sebagai pebelajar SD, dan peneliti sebagai model pengajar SD. Teknik sampling yang digunakan adalah Quota Sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak sampai terpenuhi jumlah yang diinginkan. Penelitian ini dilakukan pada 72 orang mahasiswa, dan dilaksanakan mulai Maret sampai Juni 2016.Variabel kemampuan inkuiri diperoleh melalui tes pilihan jamak, dan tanggapan mahasiswa diperoleh melalui angket, Data dianalisis dengan statistik berbantuan komputer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: kemampuan inkuiri mahasiswa PGSD setelah mengikuti perkuliah Sains SD melalui model belajar inkuiri dengan pemodelan, secara signifikan lebih tinggi dibandingkan model belajar inkuiri dengan konvensional. Pada kelompok eksperimen tampak menunjukkan antusias, dan memberikan tanggapan positip, mahasiswa PGSD berharap mata kuliah yang berlabel SD dapat dilaksanakan dengan model belajar inkuiri dengan pemodelan.