PENGARUH TERAPI MUSIK MOZART TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI HAID PADA MAHASISWI TINGKAT 1 STIKES PRIMA JAMBI TAHUN 2016
Abstract
Masalah Nyeri haid dibagi menjadi dua yaitu nyeri haid primer dan nyeri haid sekunder. Pada nyeri haid primer dimulai saat perempuan berumur 2-3 tahun setelah menarche dan mencapai maksimalnya pada usia 15-25 tahun. Berdasarkan data menunjukkan bahwa nyeri haid primer tersebut dialami oleh 60-75 % perempuan muda. Nyeri haid yang sering terjadi adalah disminore primer sering terjadi 50 % diantaranya nyeri dialami saat mentruasi yang hebat dan 15 % biasanya nyeri haid terjadi pada remaja pda 2-3 tahun pertama haid dan terjadi pada umur kurang dari 20 tahun, salah satu upaya dalam mengalihkan atau menurunkan intensitas nyeri haid dengan cara mendengarkan musik Mozart. Penelitian ini merupakan penelitian semi eksperimen menggunakan desain pra-eksperimen tanpa kelompok kontrol dengan pendekatan one group pretest-posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi kebidanan STIKes Prima berjumlah 75 mahasiswi, sedangkan sampel yang di ambil adalah 15 mahasiswa dengan teknik purposive sampling dan dianalisis secara univariat dan bivariat (Uji-T independent). Hasil penelitian dari 15 responden menunjukan bahwa mayoritas 53,3% responden memiliki durasi haid yang lebih dari 7 hari dan 60% responden dengan siklus haid tidak teratur sedangkan setelah diberikan terapi musik mozart, tingkat nyeri haid dalam kategori berat berkurang menjadi 1(6,7%) dan responden yang memiliki tingkat nyeri haid dalam kategori sedang meningkat menjadi 14(93,3%) dan ada pengaruh yang signifikan terhadap nyeri sebelum dan setelah diberikan terapi musik mozart dengan p-value (0,000) < α (0,05) dengan tingkat kepercayaan {Confidence Interval : 95%}. Diharapkan dapat memberikan tambahan materi bacaan khususnya yang berkenaan dengan bidang kesehatan reproduksi terhadap nyeri haid pada mahasiswi dan Diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi mahasiswa terhadap masalah dalam pengambilan keputusan terhadap upaya penatalaksanaan nyeri secara non farmakologis yaitu upaya mendengarkan musik.